Chapter 2 - Bab 9

Mencoba mencarinya lagi kembali, aku menelusuri ruang ingatannya sampai keterdalam. Hampir ke ujung, disitu adalah hal yang membuatku takut. Di dalam ingatannya hanyalah tentang aku dan aku. Tidak ada hal lain di ingatannya kecuali tentang diriku. Aku berfikir saat ini, wanita ini benar-benar berbahaya sekali. Saat ini aku harus cepat menemukanya dan segera pergi dari dunia ini.

Mencarinya sampai ke terdalam, disitu aku menemukan salah satu ingatan yang aku ingin ketahui, yaitu cara menuju kembali ke bumi.

Sebuah buku. Di dalam ingatannya, Asura sedang membaca sebuah buku berwarna kemerahan tua. Itu adalah sihir kuno yang berada di dalamnya. Seperti yang tertulis di buku itu, itu adalah cara menuju kembali ke masa lalu. Membutuhkan banyak MP yang dibutuhkan untuk mengaktifkan portal menuju ke masa lalu.

Mencoba membacanya dan mengingatnya, aku saat ini sedang memahami isi dari buku itu.

Dan tiba-tiba Maura berteriak, itu mengganggu konsentrasiku.

"Apa yang sedang kau lakukan kepada Asura Onee-chan?!.... Aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu kepada Onee Chan!"

".... Le-lepaskan Asura Onee-chan sekarang juga!"

Melepaskan keningnya, saat ini aku Mengganti fokusku kepada Maura. Dia masih memegang pedangnya, tetapi dia masih tidak bergerak sama sekali dari tempatnya.

Saat ini aku sudah mendapatkan apa yang ingin kuketahui. Dengan memindahkan tubuh Asura ke samping tempat tidur, disitu aku mulai bangkit dan berdiri, lalu berkata kepada Maura.

"Tenanglah Maura, Aku tidak melakukan sesuatu terhadap Asura."

Mencoba menenangkan Maura, disitu aku mencoba memfokuskan pikiranku dan merapal sebuah mantra.

Bahasanya terlalu rumit, jadi aku mencoba meringkasnya.

"Sihir tingkat 'SUPER': [GATE VOID REBIRTH REFENING]"

Muncul portal yang berwarna hijau tua dengan bercampur putih di dalamnya.

Sebuah portal muncul dan berada di depanku. Ya, ini adalah portal yang dapat membuatku kembali ke bumi.

Tidak menunggu lama, aku berjalan menuju portal itu. Mendekati portal, di situ sesuatu yang berbahaya hampir mengenai kepalaku. Dengan reflek aku mencoba menghindarinya dengan menggerakan tubuhku ke kiri.

Tiba - tiba pedang dari arah belakangku saat ini berpindah berada di depanku dan sedang menghalangiku memasuki ke dalam portal.

Mencoba melihat ke arah belakang, yang mengendalikan pedang terbang itu adalah Maura itu sendiri.

"Apa maksudmu Maura? Mengarahkan pedang itu kepadaku.... Apakah kau ingin melawanku?"

"...Memangnya kau bisa menang jika melawanku?"

Saat ini Maura ingin berbicara sesuatu.

Dengan berbicara yang agak ngelantur sambil tubuh yang masih bergetar. Maura mencoba mengahalangiku.

"Ti-tidak akan ku biarkan!"

"....Tidak akan ku biarkan kau melarikan diri!"

"Melarikan diri?...." Wajahku saat ini hanya bisa memiringkan kepala sambil melongo, tidak tahu apa maksud dari ucapannya.

Terserahlah, aku sama sekali tidak mengerti maksud dari ucapannya. Dengan beralih fokus ke arah depanku, disitu masih ada pedang yang terbang yang masih bersiap untuk menyerangku. Tetapi yang ada di belakang pedang itu adalah portal menuju ke bumi. Saat ini tubuhku entah kenapa melemah, mungkin akibat portal itu. Semakin lama aku mengaktifkannya semakin besar MP ku yang tersedot. Saat ini jika Asura terbangun dari tidurnya, aku tidak bisa melakukan apapun selain mematuhi kemauannya yang aneh itu. Aku sama sekali tidak menginginkan itu. Sebelum Asura terbangun, aku harus cepat - cepat pergi dari dunia yang busuk ini.