Aera jelas tidak akan bisa melupakan apa yang telah ia dengar melalui kedua rungu nya sendiri lima menit yang lalu. Memori masa kecil nya yang masih sangat ceria dan belum mengerti seperti apa kekejaman dunia sebelum akhirnya ia merasakan dunianya terbalik seratus delapan puluh derajat ketika sang adik lahir.
Mulai dari situlah hari-hari Aera seperti berada di neraka, seperti ratusan paku bergilir menancap ke seluruh bagian tubuhnya. Ia tak akan pernah lupa bagaimana sengsaranya ia, sungguh malang nasibnya yang tak memiliki keberanian untuk melawan sebab di bebsni oleh perasaan berhutang telah di adopsi dan juga di biayai kebutuhan dasarnya.
