"Tadi kau dan ibumu membicarakan apa Kim?" Aera menutup pintu kaca yang bisa juga dianggap jendela kaca. Menghampiri Hyungtae yang termangu dalam duduknya diatas kasur miliknya. Karena Hyungtae seperti ini, Aera yang awalnya tidak ingin ikut campur tentang yang mereka bahas tadi berubah jadi penasaran.
"Tidak ada, para eomma selalu membahas hal yang tidak penting dengan anaknya." balas Hyungtae merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Aku tau kau mungkin menganggapnya tidak penting tapi pasti ibumu menganggap itu sebaliknya." ujar Aera mengangkat kedua tangannya reflek.
Hyungtae menatap Aera dengan tatapan yang sulit diartikan, seperti rasa takut kehilangan terpancar jelas di maniknya. Pikiran Hyungtae seperti berkecamuk sepulangnya ibu Hyungtae setengah jam yang lalu.