"Akhirnya aku menemukan calon tuan yang baru, hihi." Ujarnya.
"Sepertinya kamu, Sylph, sudah mulai mengakuiku." Aileen tersenyum bangga.
"Namun Ini bukanlah akhir!"
"namun ini bukanlah akhir!" Mereka berdua berbicara serentak dengan senyuman bangga, entah apa yang mereka banggakan. Aileen segera merapalkan sebuah mantra, ia tersenyum dengan aliran listrik keluar dari tubuhnya, begitupula dengan Sylph yang bertubuh mungil itu, ia tersenyum lebar, angin bersembus sangat kuat, bahkan rambut mereka semua berkibar (?) karena tiupan yang kuat itu. "Sylph, apakah kau adalah 'Ramuan Penguat' itu?" Tanya Aileen seraya menghentikan rapalannya karena kedua tangannya sudah dilapisi oleh aliran listrik yang amat kuat. "Sayangnya bukan, meskipun aku sudah berusia ratusan tahun semenjak para Roh suci diciptakan, aku tetaplah Sylph, bukan ramuan penguat!" Ujarnya, nada bicaranya seperti anak tk yang dicuri permennya.
"Begitu, Flava, Lyve dan Cliste, mundurlah, aku akan menangkap Roh Udara yang langka itu."
"Semangat, papa!"
Flava dan yang lainnya berlari menjauh. Ketika mereka menoleh kembali, sosok Aileen sudah tak ada ditempatnya, namun kini ia sudha berada di hadapan tubuh yang ekstra kecil Sylph, "Elemental Skill : Lightning Strike!"
"Wind Elemental Skill : Wind Shield!" Mereka beradu kekuatan, Aileen menyerang Sylph seolah-olah ia tengah menyerang seorang bandit, Aileen sama sekali tak terlihat bermain-main karena memang ia sangat serius menghadapinya. "Apakah hanya sebatas ini kemampuanmu, Pria, jangan membuatku tertawa!" Sylph menciptakan drill yang terbuat dari angin, "Wind Drill!" Ia langsung menyerang Aileen, namun berkat Assassin Skill miliknya, ia masih bisa selamat meskipun angin yang dibuat tajam itu berhasil melukai lengan kirinya. "Baiklah, aku akan mulai serius." Aileen tersenyum, luka ditangannya mulai sembuh berkat Lyvemon yang menjadi pendukungnya, "Hei bukannya itu curang?"
"Tenang saja, selama Lyve dan yang lainnya tak menyerangmu, maka tak ada yang namanya curang." Ia tersenyum lebar, aliran listrik di tangan kirinya kini berubah menjadi bara api. "Combination Skill : Lightning fire blast cannon!" Ia menggabungkan kedua elemental yang berbeda itu, 'Ini adalah kali pertamanya aku merasa takut.' Batin Sylph. "Mana ini... benar-benar berbahaya." Lyvemon bersiaga, sudah dipastikan ledakan dahsyat akan terjadi.
"Baiklah, Aku mulai, Sylph!"
"B-bodoh! Serangat itu akan membunuhku!" Sylph berusaha untuk terbang menjauh, namun energi Listrik milik Aileen sudah bergabung dengan udara sekitar sehingga membuatnya susah untuk bergerak, seolah-olah ada tali yang menjeratnya. "Cih, Wind Elemental Skill : Layered wind shield!"
'Aku tak tau, apakah dengan perisai berlapis ini aku bisa menahan serangannya, pasti bisa, jika tidak, riwayatku hanya akan sampai di sini saja!' Wajahnya semakin pucat, meskipun mana milik Sylph sangatlah banyak karena memang Roh udara tercipta dari Mana yang ada pada udara, sehingga semua mana yang ada pada udara di dunia ini adalah kekekuatan Sylph.
Namun kali ini berbeda, Aileen sudah mengekang angin dan udaranya dengan menggunakan listrik, bahkan jika bernafpun, rasanya ada aliran listrik menyengat paru-paru. "Apa kau menyerah, Roh suci, Sylph?" Tanya Aileen, 'Bagaimana ini, jika aku menyerah, itu sama saja dengan membuang harga diriku, tapi jika aku tak menyerah, aku bisa mati di sini!' Batinnya bimbang.
"Hah? Menyerah? Aku adalah Sylph! Roh Elemental yang paling kuat, kau hanyalah manusia biasa, takkan bisa mengalahkanku!" Ujarnya, meskipun dalam hati ia berkata lain. "Baiklah, dengan begini, aku tak memiliki penyesalan jika harus membunuhmu! Combination Skill : Lightning Fire Blast Cannon, Strike!"
'Ah, mengapa aku tak menyerah saja.' Batinnya, ia bisa melihat bola elemental itu yang mulai mendekatinya, menghancurkan satu-persatu perisai berlapisnya.'Itu lapisan terakhir, sepertinya.. ini adalah akhir dari diriku.' Sylph sudah mulai pasrah, ia tak lagi memperkuat perisainya, retakannya mulai membesar, tubuh Sylph semakin menggigil ketakutan.
Namun, ketika bola energi itu sudah berada tepat didepan wajahnya, bola itu menghilang, dan berubah menjadi sosok pria yang bertarung dengannya, "Aileen.."
"Jika saja, kamu berkata 'Menyerah', mungkin aku akan benar-benar membunuhmu, namun, kamu adalah sosok yang tak kenal menyerah, meskipun kamu sudah menggigil seperti ini, selain itu, aku yang menang lho, Sylph." Aileen tersenyum pada Sylph. Roh Udara itu hanya bisa tertegun melihat senyuman Aileen, ia tak menyangka kalau ia bisa dikalahkan oleh orang yang memiliki aura asing seperti Aileen. "Jadi, apakah kamu akan mengikuti kesepakatanmu?" Tanya Aileen pada Sylph, Sylph menjawab, "500 tahun yang lalu, puanku memberikan perintah terakhirnya padaku, aku harus berdiam diri di tempat ini menunggu majikan baru, aku sangat kesepian, setiap kali ada orang yang datang ke sini, tujuan mereka bukanlah untuk menjadi majikanku, namun mendapatkan sesuatu yang menjadi harta karun di Dungeon ini, mungkin kamu juga seperti itu, Ai." Tubuh kecilnya mengeluarkan cahaya hijau.
"Aku akan mengikutimu, Ai." Ujarnya lagi, "Sip, dengan begini, aku memiliki anggota pendukung." Senang Aileen, ia kembali berjalan menuju gadis-gadisnya (Raja harem ni orang), menunjukan pada mereka kalau dirinya telah berhasil menjinakkan roh udara, Sylph.
"Papa benar-benar hebat! papa bisa mendapatkan Sylph dengan mudahnya!"
"Selamat, Aileen, sekarang kita bisa melanjutkan penjelajahan." Aura Lyvemon sedikit berbeda, ia memandang sinis Sylph, "Dengar ya! Aileen itu hanya milikku, jangan mentang-mentang kamu bisa duduk santai di bahunya seperti itu, kamu takkan pernah bisa mendapatkan hatinya! Ingat itu ya!"
"Entah kenapa, sepertinya aku akan dilanda masalah."
Wajah Aileen datar, melihat kelakuan Lyvemon yang malah kekanak-kanakan dengan suara keras namun seperti anak kecil. "Oh? Pantas saja aku merasakan sesuatu yang aneh, ternyata di sini ada seorang Dewi, dan aku juga masih bisa merasakan sesuatu yang lain." Ujar Sylph seraya melirik Aileen, tentu saja ia mengabaikan perkataan Lyvemon yang tak jelas itu, "Aku merasakan hawa asing dari tubuh Ai, seolah-olah Ai bukanlah penduduk dunia ini." Lanjutnya.
"Kita kesampingkan dulu itu, sekarang, Sylph, bisakah kamu menuntun kami menuju ruangan akhir?" Tanya Aileen, ia mencoba mengalihkan pembicaraan, untuk saat ini, ia kurang yakin untuk memberitahu rahasianya pada Sylph. Seolah-olah Aileen merasakan kalau Sylph masih tidak di pihaknya. "Boleh, ikuti aku, namun kuharap kalian bisa mempersiapkan diri, selanjutnya pertarungan yang lebih berbahaya akan terjadi di depan mata kita." Sylph membuka sebuah gerbang menggunakan sihir anginnya, memang, untuk menuju ruangan selanjutnya, mereka diharuskan untuk mengalahkan dan menjinakkan Sylph dulu, karena Sylph adalah kunci dari ruangan berikutnya.
'Aku merasakan kekuatan yang sangat Dahsyat di tempat ini.' Aileen mulai waspada, "Dia akan segera datang, semuanya, berwaspadalah!" Sylph, terbang lebih tinggi, memberikan mereka lapisan sihir, "Ai adalah majikan baruku, ini adalah sumpahku, aku akan setia padanya!" Sylph menggigit kulit di ibu jarinya sampai mengeluarkan setetes darah, "Ini adalah sumpahku."
Mereka semua merasakan sesuatu yang amat kuat, udara semakin panas, seolah-olah api membakar tempat ini, "Bersiaplah, Sang Singa Api akan segera datang." Sylph menatap serius gerbang sihir yang ada di hadapan mereka berlima."
Bersambung