Dengan jas putihnya, Kenzo berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit. Ia berjalan dengan sorot mata melihat ke depan, langkahnya cukup panjang. Tak hanya sendiri, ia bersama dengan satu Suster yang Dokter Edward katakan tadi. Akhirnya ia sudah sampai di depan pintu salah satu ruang rawat.
Suster itu menyuruh dirinya untuk masuk terlebih dahulu, ia masuk ke dalam. Ruangan ini cukup luas, langsung saja seorang perempuan paruh baya menghampiri dirinya. Di depan sana terdapat seorang laki-laki yang terbaring lemah dengan beberapa alat medis melekat di tubuhnya.
"Ibu, ini Tuan Kenzo. Beliau yang akan menangani suami anda untuk sementara."
"Bisakah kita berbicara tentang jantung itu?"
Kenzo mengangguk sekilas. "Anda siapa pasien?" tanya Kenzo. Walapun tanpa ekspresi, itu menurutnya sudah ramah.
"Saya istrinya, dan saya mohon selamatkan suami saya."
"Lebih baik kita berbicara di ruangan Dokter Edward," ujar Kenzo dan mendapatkan anggukan dari mereka.
"Mama kenapa?"
