Bab 49.
POV Farah.
Sejak tadi malam aku sulit pejamkan mata, ku lirik benda bulat di dinding kamar. Sudah pukul tiga dini hari. Begitu juga dengan Mamaku (Mama Fani) ia orang yang selalu suport aku untuk menyelesaikan suatu masalah, apa pun itu.
Aku anak paling besar, sedangkan adikku, Fifi, ia masih SMA. Sedangkan Papa membuka usaha showroom jual-beli mobil seken. Dan Mama sebagai ibu rumah tangga yang punya segudang bisnis online di hapenya.
Ada saja yang di promosikannya setiap hari, dan herannya selalu ada saja orang yang membeli produknya lalu jadi duit deh. Jiwa bisnis mamaku selalu meronta jika tak bisa hasilkan uang.
Sebab itulah Papa memberi modal ke Mama untuk berjualan online. Sedang tugasku membantu biaya sekolah Fifi, agar dapat meringankan tanggung jawab orangtua.
Memang terasa ringan biaya hidup jika tak banyak anak. Tapi rumah terasa sepi jika punya anak dua saja. Ya, sudahlah mungkin Allah berikan anak hanya dua orang saja ke orang tua ku.