Bab 192.
Tepat pukul enam sore, acara fashion show selesai. Semua desaigner di persilakan naik ke atas panggung untuk menerima buket bunga dari panitia acara. Kilat lampu blitz tak hentinya menyorot ke arah wajah kami.
Tiba-tiba namaku di sebut oleh panitia acara sebagai desaigner muda berbakat dan di persilakan untuk menyampaikan sebait kata mewakili desaigner lainnya.
Lagi-lagi tepuk tangan riuh terdengar, tatkala aku mulai berbicara. Seolah ada magnit tersendiri yang di rasakan mereka, hingga wartawan dan penonton melakukan itu.
Konsentrasiku hampir terpecah, saat melihat penonton yang duduk di depan, barisan nomor dua. Ternyata dia datang juga di acara ini, baguslah biar dia tau kalau karir yang ku raih sekarang ini bukan instant, seperti tuduhannya di medsos.