Ryu sama sekali tidak menyusul ku. Bodohnya aku berharap akan hal itu. Dia jelas-jelas bersikap dingin kepada ku, tapi aku masih berharap hal yang bahkan dia tidak akan lakukan walau aku memohon.
Malam itu terasa begitu dingin bagi ku. Bahkan dinginnya menusuk hingga ketulang ku. Aku ingin Ryu disini bersama ku.
"Ryu aku rindu." Gumam ku dalam hati.
Air mata ku mungkin akan jatuh jika aku tidak segera menahannya. Tapi tak akan ada gunanya jika aku menangis sekarang Ryu tak akan datang. Aku hanya akan menghabiskan tenaga saja jika menangisinya karena dia bahkan tidak tahu jika aku menangisinya.
"Kau harus kuat Sunny!."
***
"Hey Sunny! Ada apa?. Kau sejak tadi hanya melamun." Cecil menggoyang-goyangkan pundak ku untuk menyadarkan ku yang sejak tadi hanya melamun.
"Ahh … apa?." Aku seperti orang kebingungan menjawab Cecil.
"Apa yang ada diotak kecil mu ini?. Kau sedang memikirkan apa?."
