Alaskan apalagi yang akan mereka lontarkan akibat memperlakukan gadisnya sembarangan.
Mendengar itu tangan Damar mengepal, mengingat ucapan bapak tadi yang memberikan alamat padanya, tentang bibi dan pamannya yang menjual aset Kania tanpa sepengetahuannya. "Apakah anda berhak mengusir Kania, setelah menjual aset gadis itu. Ingat negara kita negara hukum, siapa yang menjual properti palsu milik orang lain bisa dipidana kan," Damar menggertak kedua orang didepannya, sebari menatapnya bergantian.
"Siapa kamu berani-beraninya menggertak saya, dari tampilan mu sepertinya kamu memang orang kaya. Apa gadis itu menggoda mu, atau kamu menjadikan nya simpanan mu?" Paman Kania, malah balik mengucapkan kata-kata tak senonoh pada Damar.
Damar memasukan tangannya kedalam saku celana, "Pantas saja Kania tinggal dengan Dimas berdua, dan saya sangat bersyukur. Jika tidak, mungkin mereka akan memiliki sifat binatang seperti anda." Tutur Damar langsung pada intinya.