Lelah yang membuat adiknya bahkan tak benar membuka mata, dia sangat lesu seolah tak punya tenaga.
Gadis itu memegang bahu Dimas, sementara Adi membantu membawa koper mereka. Seorang ibu paruh baya menghampirinya, Tuan, ini tamunya ya, mbok sudah bereskan dua kamar," ucap ibu itu.
"Kan langsung tidur gih, istirahat ya sudah malam," ucap Adi.
"Di, aku pakai satu kamar ajah ya, lagian kan aku sama Dimas enggak apa-apa ko,"
"Kasian mbok udah benahin dua kamar, kamu bisa pakai kamar mana aja, jangan takut aku tidak akan masuk ke kamar mu!" Goda Adi.
Kania sebenarnya sangat merasa tidak nyaman, rumah Adi diluar ekspektasi nya. Ini sangat mewah dan berada dikawasan elit pula.
Kania menggeret kopernya ke kamar lain, sementara Dimas sudah loyo dan tidak banyak bicara.
"Permisi Non, saya mau antar makanan," si Mbok tadi mengikuti Kania kekamarnya.
"Iya mbok, terimakasih ya? maaf merepotkan jam segini,"
