Perasaan nya tak bisa di bohongi membuat nya senang dan lebih baik.
Kania tersenyum lebar mendengar itu, selain adiknya ada yang memakan makanan buatannya. "Selain Dimas, ini adalah kali kedua aku memasak untuk orang lain!" Celetuk Kania.
"Aku juga tidak pernah menyantap masakan rumahan selain masakan ku dan restoran!"
"Apa ibu bapak jarang kesini?" tanya Kania.
"Mama meninggal 3 tahun lalu, dan sekarang hanya ada ayah! Namun aku lebih suka tinggal dikantor atau disini, tidak ada lagi kehangatan dirumah orangtuaku setelah mama pergi."
Kania menyesal telah melontarkan pertanyaan itu,"Maaf pak, saya tidak bermaksud!"
"Tidak apa-apa, kamu kan bertanya, maka saya menjawab."
Kania berdiri lalu mengambil obat semalam yang diminum Damar, dan meletakan nya disampaikannya dengan segelas air putih. "Pak, saya boleh izin pulang sekarang? Dimas kasian takut belum makan!" Kania mengutarakan kata-kata nya.
Damar mengangguk, "Kamu bisa pulang sendiri?" tanya nya.