Apa yang harus dilakukan nya sekarang, sungguh ini membuatnya panik sekarang. Dia amat sangat kesal sekarang.
Semua serba salah, ia tidak tahu nomor telpon lobby, juga tidak mungkin turun dulu, Kania berinisiatif memindahkan tubuh Damar keatas kursi walau tergopoh-gopoh.
Entah tenaga dari mana, gadis lugu itu mampu memindahkan tubuh kekar itu dengan cepat, mungkin khawatir memang membuat orang memiliki kekuatan.
Damar tampak mengerang, membuat rasa Khawatir Kania hilang sedikit, ia mengulurkan tangannya menyentuh dahi sang CEO, "Astaga, panas" ucap Kania, sebari menarik kembali tangannya.
Kania mencari alat untuk mengompres kepala bosnya, ia berkeliling di apartemen mewah itu, namun kebingungan mencari letak alat yang ia cari, akhirnya mata Kania tertuju pada sebuah laci didekat dapur, ia membukanya dan mendapatkan sebuah kain bersih juga mangkuk kaca, tanpa pikir panjang Kania mengambil air dingin dari kran air di dapur.
