Tatapan matanya menunggu jawaban gadis di depannya itu.
"Tentu saja, satu sekolah tau kak Herrin. Laki-laki paling keren se satu sekolah kami!" Anak perempuan itu setengah menjerit begitu mengatakan hal tentang nya.
Herrin menggaruk kepalanya karena malu, Kania menyikut pergelangan tangan Adiknya itu. "Ehem," goda Lolly sambil berdehem pada sang adik.
"Yasudah ayo berangkat, keburu kesiangan!" Ajak Sharon.
Mereka berangkat bersama, untuk menunggu busway di halte yang tidak jauh dari rumah mereka, hanya perlu beberapa menit saja berjalan ke sana. Rupanya beberapa remaja juga sudah ada disana, berdiri menunggu bis yang sama, mereka langsung bergosip tentang ketampanan sang pujangga sekolah yang memang bercahaya ketika dipandang dari dekat.
Tidak lama bis yang akan dinaiki mereka lewat, bis ini memang satu arah menuju sekolah sekaligus kantornya. Cukup penuh sekali bis hari ini, sehingga Sharon harus berdiri dengan Herrin.