Dengan sekat tenaga ia langsung menahan dirinya, bersiap untuk membela diri.
"Kamu berpikir aku seperti itu? kamu memikirkan hal sesukamu Laras, itu keterlaluan," jawab Sharon.
"Tidak akan ada yang mengakui perbuatan bejatnya, selain melakukan pekerjaan seperti itu, bagaimana bisa kamu menyekolahkan adikmu di sekolah elite."
"Cukup Laras, kamu keterlaluan," Teriaknya.
Ribut-ribut itu di dengar oleh kepala cabang mereka, pak Handoko keluar dari ruangannya,"Ada apa ini?"
"Sharon menarik nafasnya dalam-dalam, "Ini pak yang kemarin gak masuk tanpa keterangan, yang bikin kita kerja banyak banget padahal kerjaan dia," selah Laras, sedari tadi dia banyak bicara, sedangkan yang lain hanya sebagai penonton pertengkaran di pagi-pagi buta.
"Adik saya sakit pak, saya tidak membawa ponsel ke rumah sakit karena panik, hari ini saja adik saya masih disana,'' kata Sharon.
"Sharon ! itu tetap kesalahan, kami tidak bisa mentolerir nya.
Ia mengangguk mengerti, ia tetap harus profesional.