Tidak ada harapan untuk hari ini bisa membuat tenang suasana, bahkan tidak akan membuat luluh perempuan yang di sayanginya.
Sharon memegang dahinya yang mengernyit kemudian berbalik meninggalkan sang istri.
Baru kali ini ia sulit sekali menenangkan gadis itu. Tapi jika dipikir kembali, hati wanita mana yang tidak perih mendapat kenyataan seperti ini.
Tidak lama ponsel nya berdering, Jason yang menelpon. Sepertinya ia masih ingin bicara, setelah beberapa saat keluar dari ruangan sang istri. "Kan, bicara padaku setelah kamu menenangkan diri." Ucap Sharon di balik telepon itu.
"Aku sudah kehilangan kepercayaan padamu, jika seandainya aku bisa mengulang waktu, aku ingin tidak melangkah terlalu jauh denganmu, namun kini Khaira sudah lahir, dia butuh hidup yang ringan, aku tidak ingin memberikan beban hidup yang berat pada putriku."
Telepon itu berakhir, Sharon mematikan ponselnya sepihak.
