Tidak mau rasanya membuat ibunya gusar atau cemas, baginya ia bis melakukannya sendiri.
Padahal semuanya akan baik-baik saja jika Sharon mengabari ibunya.
Suara ruangan terdengar di banting dengan keras, sehingga hampir membuat kaca yang ada ditengah pintu pecah.
"Zain!" Teriak seorang wanita yang Kania tahu ia perempuan yang dilamar Zain waktu itu di cafe.
"Renata," Zain bangkit dari duduknya, lalu segera menghampiri wanita itu.
Namun Renata segera melangkahkan kakinya menuju Sharon, tanpa aba-aba ia melayangkan tangannya dan menyentuh pipi gadis itu.
Plakkkkk! Suara itu meninggalkan bekas merah di wajah cantiknya. "Apa kamu tidak tahu malu? dia mantan pacarmu, dia calon suamiku! Berani sekali karyawan rendahan seperti mu menggoda calon suami orang," ucap Renata dengan mata berapi-api.
Sharon menyentuh pipinya yang terasa sakit, "Calon suami?" ucap Sharon.
"Kenapa? iya dia calon suamiku, bukankah Zain sudah memutuskan mu jauh-jauh hari hah?"