Hari demi hari berlalu dan akhirnya menemukan titik terang sekarang.
Herrin masuk ke ruangan itu, ia mendengar dari Suster yang berjaga bahwa Kakaknya mendapat kemajuan. "Ngapain disini, pergi jaga anak dan wanita itu, bukankah mereka ada disini!" Ucap Herrin ketus.
Jason menoleh, pada Adik iparnya yang terus memojokkan dan berbicara tidak sopan padanya, namun dia bisa memaklumi alasannya. Herrin memang sangat menyayangi Kakaknya.
"Tangan mu kenapa?" tanya beralih dari ucapan Herrin.
"Tidak usah peduli, pedulikan saja orang lain!" Jawab herrin ia memegangi tangan kirinya yang di balut oleh perban.
Tiba-tiba suara ponsel Jason berdering, ia merogoh kantung celananya. Rupanya dari ibu anak laki-lakinya. Iamengangkatnya depan Herrin. Suara tangisan di balik ponsel itu membuatnya bergidik ngeri, membayangkan hal buruk pada putranya. Dia tampak panik dan berlari menuju pintu keluar.