Setelah menyiapkan semua keperluan itu dia segera duduk di samping.
Dengan telaten gadis itu mengompres kepala Damar, sampai kompres ke 6 dia mengganti lagi airnya. Jam sudah menunjukan pukul 7 malam, Damar belum juga membuka matanya, Kania segera menelpon adiknya karena khawatir.
Suara deringan langsung tersambung begitu menekan nama Dimas di ponselnya. "Halo, kak?" telpon diangkat Dimas.
"Dek, sudah minum obat?" tanya Kania langsung.
"Sudah, tadi Wawa Dateng kesini ngasih makanan, sudah minum obat juga!" Jawab Dimas.
Rupanya saudaranya datang setelah kemarin Kania mencari Dimas, dan mengatakan Dimas sakit.
"Yasudah, syukurlah! Kakak masih kerja, Pak Damar sakit, badannya panas sekali dan" kata-kata Kania terpotong.
"Kak Damar sakit? kakak jagain dia ajah, kasian dia udah nolongin kita sering sekali, kemarin juga cerita dia hanya tinggal sendiri dirumahnya!" potong Damar.