Di sebuah rumah dengan dekorasi teramat mewah di pusat kota.
Ia mengendarai kendaraannya itu, berhenti didepan sebuah rumah besar. Dengan penjagaan sekurity pribadi. "maaf mau bertemu siapa?" tanya sekurity itu.
"Keluarga Sakseno dan putra mereka." jawab Khaira pasti, umurnya masih 19 tahun saat itu, tapi suaranya lantang.
Sekurity itu belum membukakan pagar, sampai akhirnya ia mengambil gagang telpon, dan menelpon ke dalam rumah.
Penjagaan yang ketat dan tidak sembarang menerima tamu. "Sore, pak. Maaf pak ada seorang gadis. Ingin bertemu bapak dan " suara sekurity itu terpenggal lalu menutup telponnya.
"Silahkan masuk Non, bapak menunggu " jawab sekurity itu. Sebari membukakan pintu.
Khaira melangkahkan kakinya dengan gontai, saat beberapa langkah ia sampai didepan pintu rumah mewah itu. Ia memutuskan menghapus air matanya. Langkahnya menjadi tegap.