Tangannya dingin seolah darah tak mengalir di area tangannya itu.
"Sayang kamu bisa membersihkan muka pakai tisu kan?" tanya Kania, ia gemetar dan tidak bisa melihat putrinya.
Khaira mengangguk, dan Adi mulai mengendarai mobilnya. Mereka langsung menuju rumah sakit.
Setibanya disana, di lobby Kania bertemu Rere yang membawa seorang anak laki-laki seusia Khaira, tanpa basa-basi mereka langsung masuk kesana. Perasaan Kania dan Adi sudah bergulat.
Mereka tiba didepan kamar itu.
Kania kemudian melirik kearah Adi, dan menitipkan Khaira pada Rere.
Khaira duduk di ruang tunggu, ia duduk dengan Serkan secara berdampingan, sesekali ia melirik anak itu, anak yang pernah ia lihat digendong oleh Damar.
Kania masuk ke ruangan itu dengan Adi, namun ia sangat terkejut begitu melihat Damar sedang menatapnya. Laki-laki itu melirik ke arahnya. Sekilas Kania juga melihat seseorang yang tak dikenalnya duduk dekat pak Pratama.
"Di, kemari Nak, Kan kamu juga Nak," pinta pak Pratama.