Soroti mata seolah terus mendesak kejujuran membuatnya kian prustasi.
"Apakah kak Damar berselingkuh dari kak Kania?" Dimas mengepalkan tangannya.
Berusaha mengatur emosi, Dimas merogoh ponsel di saku celananya. Ia menekan nomor ponsel Damar.
"Halo, Kakak dimana?" tanya Dimas langsung, ia terus menatap Dimas yang menggendong bayi dengan satu tangannya, ketika mengangkat telpon darinya.
"Iya Dek, kenapa? kakak lagi dinas di luar kota!" Jawab Damar.
Dimas mematikan teleponnya, ia pergi dari sana! Hatinya hancur, Dimas memegang dinding rumah sakit untuk menopang.
Ia kembali memasuki lift dan turun ke UGD, menemui bi Ijah. Dokter yang menangani Kania kemudian keluar. "Siapa wali pasien?"
Bi Ijah tampak ingin menjawab menunggu Damar. Namun Dimas lebih cepat tanggap, "saya Dok, ada yang harus di tangani?" tanya Dimas.