Penjelasan yang membuat seolah mereka sangat terpukul sekali sekarang. Seolah saraf dalam tubuh letih.
Kaki Keenan yang tadi berdiri kokoh, kini mulai terkulai lemas! Tubuhnya menghantam lantai begitu saja, pak Jenay dan Marwah saling menatap. Tiba-tiba suasana berubah menjadi sepi, mereka saling berdiam diri.
"Dok bisa saya masuk?" lirih Keenan.
"Tentu saja, silahkan!"
Keenan mengganti pakaian nya, agar steril di ruangan operasi. Matanya tertuju pada serat yang menutup mata dengan selang yang memenuhi tubuhnya.
Keenan memikirkan nama untuk putra bungsunya dengan seksama.
Keenan merenungkan nama untuk putranya beberapa saat, hingga dia bolak balik duduk di kursi kemudian membuka ponselnya.
Dan ia kembali menghampiri Sera yang baru selesai memberi ASI pada putranya itu.
"Apa kamu mau gendong?" tanya Sera pada Keenan.
"Bolehkah?"