Dia mengatakan kata-kata yang sulit di mengerti namun sudah lebih dari cukup hal ini hanya dia katakan sekali.
Pak Handoko merasa tidak nyaman, "Apa tidak masalah pak?" meyakinkan ucapan Damar.
Damar mengangguk,"Ayo, biar semua karyawan makan bersama disini," ucap Damar, lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan VIP yang sudah dipesankan oleh sekretarisnya.
Kania tersenyum lega, karena bisa lepas dari pandangan orang-orang yang mencurigai nya dengan yang tidak-tidak.
Pak Handoko, berdiri lalu berucap, "Akhir-akhir ini, bos besar yang masih muda lebih hangat dari dugaan," lirihnya.
"Terimakasih Kania, sudah merekomendasikan saya!" Lanjut pak Handoko.
Kania mengangguk pelan dan tersenyum.
Damar menyunggingkan senyumnya, memikirkan sikap Kania tadi didepan para staffnya,"Apakah aku ditolak makan bersama? oleh seorang karyawan biasa? aku hanya menawarkan kebaikan bukan?" Damar memikirkan harga dirinya.