Gadis yang beranjak dewasa itu kini mengungkapkan perasaan nya.
Khaira seketika melirik ibunya, wajah pucatnya membuat Kania sangat khawatir.
Tiba-tiba gadis itu menangis, "Ma, aku bilang seribu kali aku tidak merindukan nya, aku membencinya, tapi kenapa perasaan ku se sakit ini," Khaira memukul-mukul dadanya.
Kania yang tak kuat melihat itu langsung berdiri dan menghampiri putrinya lalu memeluk dia.
"Sayang, tidak sayang! Mama yang salah, kamu boleh merindukannya, dia Ayahmu Nak, maafkan Mama, mama kehilangan kesempatan mempertemukan kamu dan Ayahmu," Kania juga larut dalam tangisnya sebari mengelus rambut panjang Khaira.
"Kenapa Ayah sejahat ini, mengapa dia meninggalkan aku seperti ini, kenapa dia tidak memanggil namaku bahkan sekali saja, aku bahkan tidak pernah memeluknya," Khaira semakin menjadi, ia lemas kemudian pingsan di pelukan Kania dengan posisi duduk di kursi meja makan.
Sharon panik dan segera memanggil bi Ijah, dan menelpon Dokter.