Richard masih mengepalkan tangannya kesal. Pembicaraan dengan Garrel Byun itu benar-benar membuat darahnya mendidih.
"Cih, dia kira bisa lebih hebat dariku? Heh, kau enggak akan pernah bisa mendapatkan Zeline. Karena selamanya dia hanya milikku seorang," desis Richard memegang erat stir hingga buku-buku tangannya memutih.
Flashback On
"Terima kasih karena Tuan Park sudah begitu baik dengan Zeline. Saya harap anda bisa sedikit mengerti dengan sifatnya itu," jelas Garrel dengan senyum sopan.
Namun, di mata Richard itu terlihat seperti senyum meremehkan. Hal itu membuat Richard berdecih.
"Anda tak perlu khawatir Tuan Byun. Saya tau bagaimana cara memperlakukan asisten saya dengan baik. Lagipula Zeline lebih dari asisten menurut saya," tukas Richard dengan nada penekanan.
Richard sedikit heran melihat ekspresi Garrel yang nampak biasa saja mendengar perkataannya itu.