Zeline masih menatap dirinya di cermin sedari tadi. Matanya yang sembab itu yang menjadi fokusnya saat ini. Zeline menggeram kesal. Ini karena Ayahnya, dia jadi nangis terus sepanjang malam.
Saat Ibunya keluar dari kamarnya, ia kembali nangis dengan deras. Ia menutup mulutnya untuk menahan isakan yang keluar. Ia tak mau buat Ibunya khawatir dengan melihatnya menangis terus.
Zeline menghela napas kasar.
"Hufft, aku harus segera menutupi bekas sembab ini. Kalau enggak, Ibu pasti akan banyak nanya lagi. Aku pakai alas bedah aja kali yah," gumam Zeline seraya mengambil alas bedanya di atas meja rias.
Zeline mengoleskan sedikit di sekitaran wajahnya. Zeline menghelakan napas lega karena bekas sembab itu lumayan bisa ia tutupi. Setelahnya, ia meraih tas selempangnya dan keluar dari kamarnya. Hari ini ia sudah janjian dengan Ayana untuk berangkat bersama ke rumah sakit.
