Pagi hari kembali menyambut sosok Richard yang ternyata telah tersadar. Alarm di sampingnya menyala dengan keras. Richard hanya menatap sekilas pada alarm itu. Tanpa ada niatan untuk mematikannya.
Entahlah, tubuhnya saat ini tak ingin digerakkan sama sekali. Tatapan kosong yang hanya terlihat di wajahnya saat ini. Richard sudah seperti itu sejak ia pulang dari rumah Zeline. Niatnya ingin kembali ke apartemen. Namun, Francis kembali menelpon kalau ia ada jadwal pemotretan hari ini.
Awalnya Richard ingin menolak, namun Francis mengatakan pemotretan ini hanya untuk dirinya saja. Tak ada pasangan apa pun. Akhirnya Richard menerimanya karena ia juga tak mau membuat ketua AERIS itu semakin pusing dengan sikap keras kepalanya.
Namun, tubuh yang tak ingin digerakkan itu tiba-tiba saja bergerak kala rasa mual menyergap dirinya. Dengan cepat Richard bangkit dari tidurnya dan berlari masuk ke dalam kamar mandi.