Mempesona, satu kata yang mewakili diri seorang wanita bernama Anindira Wemilo. Gaun putih bersih yang memperlihatkan bahu dan pinggangnya sehingga kulit putih bening itu terlihat.
Rambut dark brown-nya digulung ke atas hingga memperlihatkan leher jenjangnya. Rambut yang juga dihiasi oleh beberapa mutiara sehingga menambah kesan elegan dalam diri Anindira saat ini. Satu kata lagi yang mewakili dirinya, cantik.
Namun, siapa sangka, dibalik kesempurnaan gaun dan dandanan yang ia gunakan saat ini, terdapat sebuah penderitaan yang mendalam di sana. Siapa yang menginginkan pernikahan ini?! Bukan! Bukan dirinya! Melainkan Papanya saja.
Semua orang yang melihat dirinya pasti mengira ia akan bahagia dengan pernikahan ini. Nyatanya ini hanyalah sebuah malapetaka bagi Anindira. Jika saja malam itu tak ada Keisha yang menghentikan langkahnya untuk bunuh diri, pasti saat ini ia sudah bahagia dengan Mamanya di surga.
Entah sudah berapa kali ia menghela napas kasar.