"Aduh, sakit." Adel merasakan kepalanya sangat pusing.
Adel mencoba mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Lalu, ia mendapati Reyn yang tertidur didekatnya.
"Reyn." Adel mencoba membangunkannya.
"Oh-oh, kau udah bangun." Reyn menguap setelah dibangunkan oleh Adel.
"Apa yang terjadi? Oh ya, bagaimana dengan Dito?" tanya Adel
"Kau pingsan tadi, karna melihat darah yang banyak. Kalau Dito, dia udah nggak ada, dia udah ninggalin kita." Reyn menjawabnya dengan lirih karena ia juga tidak menyangka Dito pergi dengan begitu cepat.
"Maksudmu, dia udah meninggal?" Adel masih ingin mengklarifikasi berita itu karena ia masih berharap Dito belum pergi untuk selamanya.
"Hmm"
"Aku baru aja kenal sama dia, ia sangat humoris. Haihhh, memang takdir seseorang enggak ada yang tau"
"Oh ya, siapa yang membawaku ke sini? Itu enggak mungkin kau kan." Adel mengatakan itu sebab tidak mungkin Reyn yang membawanya ke UKS karena ia cukup tau diri kalau ia cukup berat.