Menyusun sebuah strategi untuk menjalankan bisnis masih belum juga selesai, dia sangat menolak kerja sama dengan papanya karena tidak mau dikendalikan siapa pun juga. Randu yang masih menunggu jawaban dari lamarannya terhadap Sinta masih setia menunggu walau pun rasa sabar semakin lama kian habis ditenggalamkan begitu saja.
Pagi hari itu sudah terbiasa mendapatkan sajian makanan dari Rindu tetapi matanya berusaha agar menerima sebuah kenyataan bahwa dia sudah tak lagi bersama dengan kehadiran seorang perempuan istimewa, pikirannya yang mendalam tiba saja ada sebuah ketukan pintu membuatnya sangat begitu risih karena sama sekali tak memberikan jawaban ketika ditanya.
"Selamat pagi, Randu."
"Pagi, tumben kamu ke sini. Ada apa?"
"Kejutan, hehe ini aku sudah buatkan nasi goreng spesial dengan topping brambang goreng. Aku yakin rasanya enak."