Chereads / TRACES OF LOVE / Chapter 23 - Berbohong

Chapter 23 - Berbohong

Bukan kali pertama bagi Alvin datang ke rumah Sabrina. Tetapi selama ini Alvin hanya melihatnya dari luar saja. Dia tidak pernah masuk ke dalam. Sekarang dia masuk ke dalam rumah Sabrina dan merasa jika rumahnya tidak layak huni. Rumahnya sangat berbeda dengan rumah Alvin yang mewah, besar, banyak perabotan, dingin karena AC dan yang lainnya. Sedangkan rumah Sabrina kecil, sederhana, dan panas.

"Ya ampun. Ternyata kehidupan Sabrina sangat sederhana. Kasihan juga dia sebagai seorang perempuan harus menghadapi ujian hidup seperti ini. Belum lagi dia harus kerja dan juga urus Ibunya yang sakit-sakitan," pikir Alvin di dalam hatinya.

"Maaf ya Pak Alvin, rumah kita emang kecil," ucap Ibunya Sabrina.

"Iya ga apa-apa Tante."

"Oh iya, tolong buatkan minuman untuk Pak Alvin, nak. Kasihan Pak Alvin pasti haus," perintah Ibunya kepada Sabrina.

"Ga usah Tante, terima kasih. Saya harus pergi ke restaurant. Karena saya seharian ini belum ke sana."

"Saya ikut ya Pak. Saya mau masuk kerja. Kasih saya shift malam hari ini," sambung Sabrina.

"Engga. Kamu itu apa-apaan sih. Ibu kamu baru pulang dari rumah sakit terus kamu mau tinggalin gitu aja? Saya tahu kerja itu emang penting untuk kamu. Tapi Ibu kamu lebih penting. Saya izinkan untuk sekarang kamu ga usah kerja dulu. Saya permisi Tante."

"Iya, sekali lagi terima kasih banyak ya Pak Alvin."

"Terima kasih banyak Pak."

"Sama-sama."

Sekarang Alvin sudah benar-benar pergi meninggalkan rumah Sabrina. Dia akan pergi ke Restaurant miliknya untuk mengecek keadaan di sana. Sedangkan Sabrina langsung mengantar Ibunya ke dalam kamar supaya Ibunya bisa langsung istirahat di sana.

"Ayo Bu kita ke kamar. Ibu harus istirahat."

"Sebentar nak. Ibu mau tanya sesuatu sama kamu boleh?"

"Boleh Bu. Ibu mau tanya apa emangnya?"

"Kamu itu sebenarnya sama Pak Alvin ada masalah apa sih? Kenapa kamu sikapnya dingin dan jutek banget ke Pak Alvin? Emangnya Pak Alvin ada salah apa ke kamu?"

Sabrina terdiam. Dia bingung apakah dia harus bercerita tentang sikap Mamahnya Alvin kepadanya atau tidak.

"Ga mungkin aku bilang kalo Mamahnya Pak Alvin ga suka kalo aku dekat-dekat sama Pak Alvin. Nanti yang ada Ibu ikutan kepikiran juga," pikir Sabrina di dalam hatinya.

"Sabrina. Kenapa kamu diam aja sayang?"

"I... Iya Bu. Habisan dia itu ngeselin banget Bu. Emangnya itu ga sadar kalo dia itu nyebelin, jutek, dingin, sombong, belagu. Makanya aku sebel banget sama dia."

"Kamu ga boleh gitu sayang. Biar bagaimana pun Pak Alvin sudah banyak membantu kita."

"Iya Bu. Udah sekarang yang penting Ibu istirahat dulu aja ya. Aku antar ke kamar."

"Iya sayang."

Akhirnya Ibunya Sabrina masuk ke dalam kamarnya untuk istirahat dan melupakan masalah Alvin.

*******

Siang ini Mamahnya Alvin baru saja tiba di Restaurant milik Alvin. Setibanya di sana, Mamahnya langsung mencari keberadaan Alvin di ruangannya. Tetapi sayangnya dia tidak ada di sana.

"Loh, Alvin kok ga ada di ruangannya? Katanya tadi dia mau ke restaurant. Pergi kemana dia sebenarnya?" pikir Mamahnya Alvin.

Mamahnya turun ke lantai bawah dan bertanya kepada karyawan Alvin tentang keberadaan Alvin saat ini.

"Selamat siang, Bu," sapa karyawan yang ada di sana ketika melihat kedatangan Mamahnya Alvin.

"Siang. Saya mau tanya dong. Kalian tahu ga dimana Pak Alvin sekarang?"

"Pak Alvin dari tadi lagi belum datang ke sini, Bu."

"Apa? Belum datang ke sini?"

"Iya. Katanya ada urusan di luar. Jadinya Pak Alvin datang ke sini nya sore. Tapi saya juga ga tahu urusannya itu apa."

"Oh gitu. Terus kalo Sabrina kemana? Kok dia ga kelihatan?"

"Sabrina hari ini ga masuk kerja, Bu."

"Ga masuk kerja lagi? Kenapa lagi emangnya?"

"Soalnya hari ini Ibunya keluar dari rumah sakit dan sudah di izinkan sama Pak Alvin, Bu."

"Oh yaudah kalo gitu. Makasih ya. Tolong juga buyarkan saya kopi susu panas."

"Baik Bu."

Mamahnya Alvin sangat kesal dengan Alvin. Pertama karena dia sudah berbohong jika hari ini dia tidak datang ke Restaurant. Tetapi dia pergi entah kemana. Yang kedua karena Alvin sudah mengizinkan Sabrina untuk tidak masuk kerja lagi hari ini.

"Alvin itu emang benar-benar kelewatan. Kemana dia perginya sekarang? Kenapa juga dia selalu gampang kasih libur ke Sabrina. Jangan-jangan dia emang ada rasa sama Sabrina. Aku ga boleh biarkan ini semua terjadi. Sabrina itu ga pantas untuk Alvin," pikir Mamahnya Alvin di dalam hatinya.

Tidak lama kemudian Alvin tiba di Restaurant. Dia melihat keberadaan Mamahnya di sana.

"Aduh, ada Mamah lagi. Pasti udah ketahuan kalo gua ga datang ke restaurant tadi pagi. Terus gua harus bilang apa nih?" pikir Alvin di dalam hatinya.

Sayangnya Mamahnya juga melihat kedatangannya. Mamahnya langsung memanggilnya dan menyuruhnya untuk menghampirinya.

"Alvin. Sini kamu."

"Iya Mah."

Dengan perasaan takut Alvin datang ke tempat duduk Mamahnya.

"Mamah kok ada di sini? Tumben."

"Seharusnya Mamah yang tanya kamu. Kamu kemana aja dari pagi? Kata karyawan kamu, kamu ga ada di restaurant dari tadi lagi. Tapi kamu izin ke Mamah mau ke restaurant. Kamu udah berani bohongin Mamah?"

"Bukan. Bukan gitu Mah. Aku ga bermaksud buat bohongin Mamah. Tadi pagi itu aku emang udah ke sini, terus tiba-tiba aja ada teman aku yang sakit. Makanya aku bilah ke karyawan aku kalo aku pergi dulu dan balik lagi nanti."

"Teman kamu itu siapa yang kamu maksud? Sabrina? Karyawan kamu yang kerjanya ga pernah benar itu?"

"Kok jadi Sabrina sih Mah? Ya bukan lah."

"Jangan bohong ya kamu. Tadi kata karyawan juga Sabrina itu ga masuk hari ini karena Ibunya pulang dari rumah sakit. Jangan-jangan kamu jemput mereka dan antar mereka ke rumahnya. Iya?"

"Aduh, punya karyawan kok mulutnya pada ember semuanya. Apa-apa semuanya di ceritain sama Mamah," ucap Alvin di dalam hatinya.

"Kenapa kamu diam aja? Apa yang Mamah bicarakan benar kan?"

"Ya engga lah Mah. Ngapain juga aku bantu Sabrina. Dia aja kerjanya ga pernah benar. Aku tadi ke rumah sakit teman bisnis aku."

"Awas aja ya kalo kamu bohong. Kalo bisa Sabrina itu kamu pecat aja deh. Dia itu udah kerjanya ga benar, terus suka bolos kerja lagi. Kamu juga kenapa izinin dia gitu aja sih buat ga kerja?"

"Iya, iya Mah. Nanti aku bicara lagi sama Sabrina."

Sekarang ini Alvin lebih memilih untuk meng-iyakan ucapan Mamahnya. Karena jika tidak, Mamahnya pasti akan semakin marah dan cerewet kepdanya. Urusan Sabrina nanti bisa Alvin kasih alasan lagi nantinya.

"Yaudah kalo gitu aku mau ke atas dulu ya Mah. Aku mau cek semua kerjaan aku ada yang belum dikerjain atau udah semua. Mamah have fun di sini. Nanti aku balik lagi ke sini temanin Mamah."

"Iya," jawab Mamahnya dengan sangat singkat.

-TBC-