Xavier saat itu benar-benar sedih dan tak dapat membendung air matanya. Rupanya harapannya selama ini sia-sia saja karena pada akhirnya ayahnya tak menginginkannya.
Xavier tidak mau hatinya bertambah sakit lagi jika ia mendengar perkataan ayahnya. Hal ini membuat Xavier berpikir jika lebih naik dia menganggap dirinya adalah anak yatim piatu.
"Kak Azura," panggil Xavier pada Azura sambil menarik-narik baju Azura.
"Ada apa Xavier?" tanya Azura yang mencoba meredam amarah karena berbicara dengan Xavier.
"Kita pergi saja, yuk! Lagi pula kita tidak diterima di sini. Bahkan tidak ada tempat untukku di sini. Xavier lebih memilih menjadi anak panti dan menganggap orang tua Xavier sudah meninggal semua saja," jawab Xavier yang sudah telanjur kecewa. Xavier merasa jika dirinya tak diharapkan.
