Ke esokan harinya, Naura bangun pagi dan segera mandi. Lalu keluar kamar dan menuju ke dapur. Berniat untuk membantu Ana yang tengah menyiapkan sarapan untuk seluruh penghuni rumahnya.
Wanita tersebut juga di bantu oleh bibi, asisten rumah tangganya. Istri dari Mang Jaka, sopir mereka.
"Pagi, Tante, pagi, Bi," sapa Naura riang dengan senyum manisnya. Membuat Ana dan Bibi terkejut.
"Eh? Pagi sayang, kok sudah bangun? Yang lain saja masih pada tidur. Kamu kok, sudah mandi juga.
Rajin banget, sih," puji Ana seraya mencolek dagu Naura gemas.
Membuat perempuan tersebut tersipu malu, sementara bibi juga ikut tersenyum. "Coba saja, anak tante itu semuanya bisa kayak kamu. Pastinya nggak akan ada suara singa marah setiap harinya, iya, kan, Bi?" tanya Ana yang menoleh ke arah Bibi. Terlihat bibi mengangguk setuju dengan ucapan majikannya.