Raihan dan Naura saling pandang. Lalu menghela napasnya pelan. "Sepertinya kita tidak terlalu dekat untuk menceritakan kehidupan pribadi masing-masing. Saya menghargai Anda, karena Anda adalah anak dari teman orang tua saya. Jadi, tetaplah pada batasannya. Saya permisi," pamit pria tersebut yang menarik tangan Naura untuk pergi.
Sementara wanita itu tersenyum kecut. Melihat kepergian Raihan dan perempuannya. "Aku kira dia orang yang sangat dingin, tapi bisa juga bersikap lembut dan hangat seperti itu. Perempuan itu pasti beruntung menjadi pasangan Raihan," komentarnya tentang hubungan Raihan sekilas.
Naura sesekali menoleh ke arah wanita yang masih terus menatap kepergian mereka. Ada rasa tak enak pergi begitu saja tanpa menjelaskan bahwa sebenarnya ia adalah kekasih dari adik Raihan.
"Mas, apa tidak sebaiknya kita kembali dan menjelaskan apa yang sesungguhnya? Dia masih terus melihat ke arah kita. Aku merasa tidak enak," usul Naura mencoba membujuk Raihan.