Lelaki itu menyalami Yanti. Dia menggenggam erat tangan gadis itu. Namun bukan Yanti namanya jika tidak membalasnya. Dia menggenggam kuat kembali tangan lelaki itu.
"Selamat menempuh hidup baru Nak."ucap Lelaki itu.
"Iya Pak. Terimakasih!"jawab Yanti dan Herman serentak.
"Kamu datang juga Nurdin. Aku pikir masih di kota,"kata Asnawi yang datang tiba-tiba dari belakang.
"Ini Kakek. Kata istri Aku ada undangan di rumah Kakek. Aku ya datang aja. Cantik sekali pengantinnya,"jawab Nurdin.
"Ya. Jika nggak cantik mana mau Si Herman."kata Asnawi.
Nurdin terus memandang ke arah Yanti.
"Jika Aku jual gadis ini pasti sangat mahal harganya. Di tambah emas di tangannya. Wahh bisa kaya mendadak aku."batin
Sementara Yanti sudah menyadari bahwa Nurdin ada niat tidak baik padanya.
"Bang. Liatlah lelaki itu. Aku curiga dengannya. Dia terus memandanku tanpa berkelip."bisik Yanti.