Tubuh Arlan mdmbeku seketika mana kala melihat sosok Banin sudah ada di depan pintu. Kegugupan yang tampak terlihat di wajahnya membuat Banin mengerutkan dahi. Banin meneliti tubuh Arlan dari atas sampai bawah. Ada keringat dingin yang mengembun di setiap inchi kulitnya.
"Banin, tumben kamu kesini?" tanya dengan hati berdebar dan sebisa mungkin untuk tenang.Mendengar pertanyaan konyol itu Banin langsung menerobos masuk lantas duduk di sofa. Sedang Arlan masih berdiri mematung di depan pintu. Sesekali matanya menatap ke arah pintu kamarnya yang tidak dikunci sama sekali. Berharap Eudrie mendengar kedatangan Banin lalu mengunci kamarnya.
Arlan masih hapal kebiasaan Banin kalau datang ke rumah akan slalu masuk ke kamar dan mengacak-acak isi kamarnya.
"Kamu kenapa Arlan? Kok bersikap aneh begitu. Seperti maling yang mau ketangkap basah aja."
Deg!
