Keesokan harinya di pagi yang cerah,Aaram dan Sandra sedang menikmati sarapan pagi mereka. Amira sedang tidak berada dirumah,karena pagi sekali harus mengantar Aksa ke terminal. Sebenarnya Aaram ingin biar dia saja yang mengantarkan Aksa,tapi Amira tidak ingin merepotkan Aaram. Apalagi hari ini Aaram sudah mulai aktivitasnya di kantor.
"Ehem,San,apa nanti kamu ke restoran?" tanya Aaram
"Iya" jawab singkat Sandra
"Mau bareng berangkatnya?"
"Tidak perlu nanti aku naik taksi online saja"
"Lebih baik berangkat bersama aku saja,bukankah restauran dekat dengan kantor ku."
Terlihat Sandra sedang berfikir dan tak lama ia pun bersuara "baiklah,aku ikut bersamamu" jawab Sandra,karena ia berpikir keuntungan yang didapatkan Sandra,setidaknya uang sakunya tidak akan berkurang.
Selesai sarapan mereka segera bergegas untuk berangkat ke tempat kerja mereka. Di perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang bersuara atau memulai percakapan. Aaram melirik sekilas ke arah Sandra,sedangkan Sandra hanya terfokus dengan tab yang ia bawa. Sandra sedang mengecek beberapa email yang masuk dari restoran cabang.
"San,besok kita akan pindah ke apartemenku" ucap Aaram memecahkan keheningan diantara mereka
"Hmmm,iya" Sandra tak menoleh ataupun menatap Aaram dan terdengar jelas helaan nafas Aaram dari bibirnya. Seketika Aaram menghentikan laju mobilnya dan itu membuat Sandra bingung
"Kenapa kita berhenti?" tanya Sandra bingung
Aaram menatap Sandra,sedangkan Sandra masih tetap merasa bingung. "Bisakah jika aku sedang mengajakmu berbicara,kamu mendengarkan dan menatap wajah lawan bicaramu?" Aaram berusaha menahan emosi yang ada pada dirinya.
Sandra langsung menutup tab yang sedang ia lihat tadi. "Apa kamu keberatan?" Sandra menatap balik Aaram,tatapan mereka terkunci tak ada tatapan mesra dari mereka yang ada hanya tatapan kebencian dan kekesalan. Aaram berusaha menetralkan emosinya,akhirnya ia berbalik dan segera melajukan mobilnya kembali.
Akhirnya mereka pun sampai di restoran. "Terimakasih" Sandra langsung bergegas keluar dari mobil Aaram tanpa menatap ke arahnya sedikitpun.
Blaam
Suara dentuman yang dihasilkan dari pintu mobil yang ditutup oleh Sandra barusan membuat Aaram sedikit terjingkat kaget,ia mengelus dadanya yang begitu terkejut.
"Sabar... Sabar..." Ucap Aaram yang masih mengelus lembut dadanya.
______________________________________________________________________
Setibanya Aaram di kantor ia segera menuju ruangannya,di depan ruangan sudah ada Arga sang asisten yang sedang menunggunya.
"Selamat pagi bos" ucap Arga dengan menundukkan sedikit kepalanya
Aaram mengangguk,"tolong bacakan jadwalku hari ini" perintah Aaram. Arga pun dengan sigap membacakan semua jadwal Aaram hari ini.
Setelah Arga membacakan jadwal Aaram hari ini, Aaram menyuruh Arga untuk kembali ke ruangannya. Aaram menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya dan ia memijit pelipis hidungnya yang terasa cukup pusing, ia benar-benar merasa pusing hari ini dengan sikap Sandra bahkan ia bingung harus bersikap seperti apa dalam menghadapi sifat Sandra. Aaram berfikir sepertinya iya benar-benar harus berusaha keras untuk mendapatkan hati Sandra. Mengusahakan agar Sandra mau membuka hatinya dan mau menerima dirinya sebagai suami. Aaram juga masih mengingat dengan ucapannya waktu di restoran Dira. Ia harus benar-benar memperbaiki semuanya, ia akan membatalkan ucapannya dan benar-benar akan menganggap hubungan ini bukan sekedar diatas kertas saja. Aaram ingin juga Sandra menganggap Aaram sebagai suami sah dalam agama maupun negara bukan suami di atas kertas.
Aaram masih bergelung dengan pemikirannya,tiba-tiba ia dikejutkan dengan dering ponselnya. Disana ada sebuah panggilan dari sahabatnya Rico,segera ia menggeser ikon berwarna hijau itu.
"Assalamu'alaikum" salam Aaram
"Wa'alaikumsalam,lo lagi sibuk,Ar?" jawab Rico
"Gak,ada apa,Ric?" tanya Aaram
"Gue mau ke kantor lo,ada sesuatu yang mau gue bicarain. Ini soal Sandra" ucap Rico di panggilan telepon dengan nada serius. Aaram yang tadinya seperti orang yang malas pun kini semangat jika itu berhubungan dengan istrinya.
"Gue ada di kantor,datanglah kesini"
"Oke,gue kesana sekarang,assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
Panggilan pun terputus,Aaram segera menghubungi Arga menggunakan interkom yang ada di meja kerjanya.
"Halo bos" jawab Arga
"Ga,nanti kalau Rico datang suruh dia langsung masuk saja dan tolong kosongkan jadwal saya selama Rico ada di ruangan saya." Perintah Aaram segera dilaksanakan oleh Arga,beberapa jadwal meeting hari ini ditunda.
"Siap,bos" jawab Arga
"Thank's,Ga"
"Sama-sama bos"
Tepat pukul sepuluh pagi Rico datang ke kantor Aaram dan langsung dipersilahkan masuk oleh Arga.
"Assalamu'alaikum" ucap Rico
"Waalaikumsalam,gue kira lo gak jadi dateng"
"Gue tadi ke distro cabang dulu,ada beberapa yang harus gue urus disana."
Aaram mengangguk saja "tadi lo bilang di telpon ada yang lo mau ngomongin soal Sandra,kalau boleh tahu soal apa?" Aaram benar-benar penasaran dengan cerita Rico.
"Aish,gue baru dateng,Ar,setidaknya tawarin gue minum dulu lah" jawab kesal Rico
Aaram tertawa "hahaha,sorry bro,gue lupa" ucap Aaram tanpa berdosa. Aaram segera menuju interkom,tapi sebelum ia menekan tombol yang tersambung dengan interkom di ruangan Arga pintu ruangan Aaram terketuk kemudian terbuka dan menampakkan Arga yang sudah membawakan minuman dan cemilan untuk tamu bos nya. Benar-benar sekretaris yang bisa diandalkan menurut Aaram.
"Ah,kebetulan sekali,terimakasih,Ga" ucap Aaram
"Wah,sekretaris lo benar-benar pengertian,Ar,gak kaya lo." Cibir Rico dengan melirik Aaram,sedangkan Aaram hanya nyengir seperti kuda
"Iya,maaf,tadi gue terlalu bersemangat kalau soal Sandra"
"Cih,sudah bucin nih ceritanya?"
"Maaf bos,saya pamit keluar kalau butuh sesuatu hubungi saya saja" Arga pamit keluar dengan membungkukkan sedikit tubuhnya itu.
"Ya,sekali lagi terimakasih,Ga" ucap Ric
"Sama-sama tuan"
Sepeninggalnya Arga,Aaram kembali duduk di seberang Rico. Rico yang paham dengan tatapan Aaram yang seperti orang yang mengintimidasi.
"Lo inget kan soal penyebab utama Sandra trauma dengan seorang pria?" ucap Rico dan dianggukkan oleh Aaram
"Iya,gue inget. Emangnya kenapa?" tanya Aaram penasaran
Haaahhh
Rico menghela nafasnya dengan kasar, "orang itu ada di sini... Di Jakarta" ucap Rico
Wajah Aaram seketika mengeras dan tangannya pun mengepal kuat.
"Untuk apa orang itu ada di kota ini?" tanya Aaram dengan wajah yang sedang menahan amarah
"Anak buah gue sedang menyelidikinya,gue juga ingin tahu apa tujuan orang itu ada di kota ini. Jika dia berada di kota ini karena Sandra dan tante Amira,gue harap lo tau apa yang harus lo lakuin sebagai seorang suami dan menantu." Ucapan Rico seperti sebuah perintah yang memang harus dijalankan oleh Aaram.
Aaram sudah berjanji pada dirinya untuk melindungi istri dan ibu mertuanya. Bagaimana pun ia tak boleh lengah,ia harus bertindak sebelum orang itu datang menemui Sandra dan ibunya.
"Ah,satu lagi yang harus lo tahu,Ar" Rico menjeda ucapannya,ia menatap wajah Aaram "ada beberapa orang yang selalu mengikuti Sandra sejak lama,gue udah selidiki semuanya dan ternyata mereka disuruh oleh seseorang untuk melindungi Sandra dari kejauhan." Lanjut Rico yang memperjelas ucapannya
"Siapa mereka?" tanya Aaram
Rico hanya mengedipkan kedua bahunya "gue tidak tahu pasti,tapi selama yang gue tahu mereka benar-benar menjaga Sandra dan ibunya."
"Sudah berapa lama,mereka menjaga Sandra dan ibunya?"
"Cukup lama,ketika kita masih kuliah dulu. Awalnya gue kira mereka memang beberapa orang yang tante Amira suruh untuk menjaga Sandra. Tapi,gue baru tahu sekitar satu tahun lalu kalau mereka orang yang bekerja pada seseorang untuk menjaga dan melindungi Sandra dan ibunya dari kejauhan."
"Bagaimana bisa lo tahu?" Aaram memicingkan kedua matanya
"Cih,lo tahu kan kemampuan gue tuh apa selain berbisnis?gue tahu karena salah satu dari mereka adalah orang yang gue kenal. Sayangnya dia gak mau kasih tahu gue siapa orang yang sudah menyuruh mereka untuk menjaga Sandra dan ibunya."
______________________________________________________________________
Hayooo... Kira-kira siapa ya orang itu,dan kenapa Sandra bisa trauma sama suatu hubungan dengan pria. Penasaran kan??