Keesokan harinya Darren sedang berdiri di depan jendela besar dalam ruangannya yang menghadap pemandangan kota Jakarta siang ini,sambil menunggu sang istri tercinta seperti biasanya. Darren menghela nafasnya,di tangannya masih menggenggam sebuah ponsel. Sejak dari tadi dia menghubungi istrinya itu tidak juga dapat jawaban,ia sangat mengkhawatirkan Nana. Darren juga sudah menanyakannya pada Andrew dan jawabannya adalah Andreana sudah satu jam meninggalkan kantor dan menurut asistennya itu Nana juga sudah berangkat menuju perusahaannya. Tapi,entah kemana istrinya itu sampai sekarang belum juga sampai di kantornya,hingga Darren sudah beberapa kali mencoba menghubungi istrinya itu,namun tidak ada jawaban dari Nana.
[Tok .. Tok… Tok…]
Sebuah ketukan di pintu menyadarkan Darren dari kegelisahaannya. Jam dipergelangannya menunjukkan pukul dua lewat tiga puluh menit,sebentar lagi akan memasuki waktu Ashar.