Chereads / Ingin Kukatakan Sesuatu / Chapter 2 - Kita Bercerai Saja

Chapter 2 - Kita Bercerai Saja

Agar dapat menjawab panggilan telepon dari pelanggan kapan saja, Sean memakai bluetooth headset di telinganya. Sementara, headset itu memainkan lagu Rihanna featuring Drake yang berjudul Work. Begitu mendengarkan lagu beritme cepat, Sean di dalam benaknya juga teringat saat-saat dirinya pertama kali bertemu Giana tiga tahun lalu.

Sean lahir dari keluarga terkaya di dunia. Dunia hanya mengenal keluarga Rockefeller, Du Pont, dan Morgan. Akan tetapi, dunia tidak mengenal sebuah keluarga paling misterius, yaitu keluarga Yuwono.

Aset keluarga Yuwono melebihi ratusan triliun, tetapi keluarga mereka sangat low profile sehingga tidak terlihat di dalam daftar orang kaya di dunia. Tidak hanya itu, keluarga mereka juga memiliki cara berbeda dalam mendidik keturunannya.

Kakek Sean sangat memperhatikan perkembangan anak-anak di keluarga Yuwono. Contohnya saja Sean. Dia sudah mempelajari seni bela diri sejak berusia lima tahun. Di saat yang sama, dia juga mempelajari piano dan biola.. Pada usia delapan belas tahun, Sean sudah menyelesaikan empat tahun pendidikannya di universitas bisnis di Amerika Serikat.

Untuk mengasah temperamen Sean, Kakek mengatur agar Sean masuk ke dalam sebuah keluarga kelas dua di Jakarta, yaitu keluarga Wangsa sejak tiga tahun lalu. Dalam tiga tahun terakhir, dia mengalami pahitnya penghinaan di dalam keluarga Wangsa. Tetapi, dia menanggung semua itu dan berhasil menyelesaikan ujian selama tiga tahun itu.

Setelah bertengkar dengan istrinya hari ini, sebenarnya Sean ingin pulang ke rumah dan mengatakan pada istrinya itu bahwa dirinya adalah seorang triliuner. Sangat disayangkan...

"Haha! Giana, aku tidak tahu bagaimana jadinya suatu hari nanti ketika kamu mengetahui identitas asliku!"

Sean benar-benar sangat menantikannya.

———

Setelah selesai mengantar pesanan makanan pada pukul delapan malam, Sean kembali ke rumahnya di lantai sembilan komplek apartemen di Alam Sutera, Tangerang.

"Kamu sudah pulang? Malam ini kamu tidak perlu memasak. Aku sudah memesan makanan dari luar. Kemarilah untuk makan."

Tak seperti biasanya, Giana sudah kembali terlebih dulu. Padahal, dia sangat jarang terlihat menyiapkan makan untuk Sean. Sebelumnya, Sean lah yang selalu menyiapkan makanan tiga kali sehari.

Sean mengenakan sandal rumahnya dan menjawab dengan acuh tak acuh, "Tidak perlu. Aku datang untuk mengemasi barang-barang."

Sambil berbicara, Sean berjalan menuju kamarnya. Kamar tidurnya terpisah dari kamar Giana. Secara hitam di atas putih, keduanya merupakan suami istri yang sah. Tetapi, selama tiga tahun terakhir ini, mereka tidak pernah sekalipun tinggal di satu kamar yang sama.

Tentu saja Giana marah dan berjalan memasuki kamar Sean. Kedua tangannya berkacak pinggang pada pinggang rampingnya, kemudian dia berkata, "Kenapa? Kamu masih ingin pergi meninggalkan rumah untuk masalah sekecil ini? Apa kamu perlu sampai berbuat seperti ini?"

Sean tetap saja memasukkan pakaian ke dalam kopernya dan membalas dengan marah, "Masalah sekecil ini? Kamu merasa bahwa selingkuh hanyalah suatu masalah kecil?!"

Giana memalingkan pandangannya dan tidak tahu harus berkata apa. Namun, kemudian dia menjawab, "Memangnya kenapa?! Apa jangan-jangan kamu masih mengharapkanku untuk meminta maaf padamu? Kamu makan, minum, dan tinggal di rumahku. Walaupun aku melakukan suatu kesalahan padamu, seharusnya kamu menanggungnya!"

Sean menutup kopernya dengan keras dan berkata dengan marah, "Aku sudah bersabar menghadapi keluarga Wangsa kalian ini selama tiga tahun! Kamu! Aku sebagai suami melayanimu bak seorang putri. Tapi, dalam tiga tahun terakhir ini, kamu sama sekali tidak pernah menghargai diriku!"

Sean mulai mengeluarkan kekesalannya terhadap keluarga Giana, "Ibumu, Lana Surya, sudah berkali-kali mempermalukan dan menghinaku di depan umum, tapi aku bahkan tidak pernah mengatakan apapun!"

Tak berhenti sampai di sana, Sean melanjutkan, "Sementara ayahmu, Jayadi Wangsa, menganggapku sebagai pekerja gratisan dan menyuruhku melakukan semua pekerjaan kotor dan melelahkan! Bahkan, beberapa kali aku terluka karena ini dan uang yang dikeluarkan untuk biaya rumah sakit adalah uang yang aku peroleh dari bekerja mengantar pesanan makanan! Pamanmu dan anak-anaknya menindasku, tapi kalian berpura-pura tidak melihatnya!"

Pada akhirnya, Sean berkata, "Mulai hari ini, aku tidak mau menanggung semua ini lagi! Giana, kita bercerai saja!"

Mendengar Sean menyebutkan perceraian, Giana sontak terkejut di tempat. Lalu, dia tertawa terbahak-bahak dan menghina, "Haha! Kamu berani menyebut perceraian di depanku? Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu. Sesudah bercerai, kamu tidak akan bisa tinggal di apartemen mewah seluas ratusan meter persegi dan tidak akan bisa mengendarai mobil Audi!"

Sean mencibir dengan jijik, "Haha! Apartemen mewah? Mobil Audi? Aku tidak membutuhkannya!"

Giana membalas, "Bagus! Aku sudah lama ingin bercerai darimu! Aku juga tidak tahu kekonyolan apa yang sudah dilakukan oleh Kakek sampai bisa membiarkanku menikah dengan orang tidak berguna sepertimu ini! Keluarga Wangsa-ku ini juga merupakan keluarga papan atas di Jakarta dengan aset keluarga lebih dari ratusan miliar! Pria miskin seperti dirimu ini sama sekali tidak pantas menjadi suamiku!"

Sean mengemasi barang-barangnya dan sudah tidak ingin lagi mendengar Giana terus-menerus menghina dirinya.

"Kalau begitu, besok pagi-pagi sekali, kita pergi ke Pengadilan Negeri untuk mengurus perceraian saja," kata Sean.

"Besok aku tidak bisa," Giana langsung menolak, "Besok adalah ulang tahun ke-80 nenekku. Sebelum jam sepuluh, kami sekeluarga akan pergi ke rumah nenek untuk berkumpul. Selain itu, aku harus membicarakan masalah ini dengan keluargaku terlebih dahulu."

Sejak awal, pernikahan mereka berdua diatur oleh para tetua di keluarga mereka.

Tiga tahun lalu, Giana tidak punya hak untuk menolak pernikahan yang diatur oleh keluarganya. Sementara hari ini, dia sendiri juga tidak berhak untuk membubarkan pernikahan yang diatur oleh keluarganya secara pribadi. Orang-orang yang berasal dari sebuah keluarga besar, semuanya seperti ini. Banyak hal yang tidak bisa diputuskan secara sepihak.

Sean juga tahu bahwa Giana tidak bisa memutuskan untuk dirinya sendiri, jadi dia berkata, "Kalau begitu, beritahu keluargamu sesegera mungkin. Aku akan menunggu telepon darimu."

Setelah itu, Sean mengambil koper dan pergi meninggalkan Giana.

"Brengsek! Tidak berguna! Kamu pasti akan menyesal jika bercerai dariku! Dalam beberapa hari, kamu pasti akan berlutut dan memohon padaku!"

Giana terus mengejar Sean sambil memakinya sampai ke pintu masuk lift. Namun, Sean tidak mendengarkan dan mengabaikan Giana karena dia tahu betapa konyolnya apa yang dikatakan wanita itu.

Triliuner akan berlutut dan memohon untuk sebuah keluarga kecil yang hanya memiliki aset ratusan miliar? Giana, kamu terlalu bermimpi! batin Sean.