"Ah!" Cahyadi berteriak kesakitan dan memuntahkan seteguk darah.
Kekesalan Cahyadi sudah pada puncaknya. Dia memaki dalam hati, Dasar lumpuh! Berani-beraninya kalian semua memukulku! Fendy dan Yoga memukulku! Jordy memukulku! Bahkan, laki-laki tua bangka senilai ratusan triliun ini juga memukulku!
Aku yang sudah menyinggung Sean saja tidak sampai dihajar dengan kejam seperti ini, tapi ketika datang ke Banten untuk menemui kerabat, malah dipukuli seperti ini? keluh Cahyadi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cahyadi pun adalah putra konglomerat yang dihormati. Akan tetapi, begitu dia datang ke keluarga Liono, mereka memperlakukannya sama seperti orang yang datang dari pedesaan!
Cahyadi terus memaki dalam hati, Memang orang-orang yang ada di Banten pasti hebat? Brengsek! Dulu aku juga bisa membeli rumah seluas lebih dari dua ratus ribu meter persegi!