"Ya."
Gunardi tidak menolak permintaannya dan membawa Sean ke ruang perawatan pribadinya. Pada saat ini, Maureen sedang berbaring di sofa dengan mata tertutup. Bukan sedang tidur, melainkan dihipnotis.
Gunardi melangkah maju dan berkata pada Maureen, "Sean ada di sini untuk menemui Anda."
Setelah itu, Gunardi berkata pada Sean, "Anda bisa memegang tangannya."
Sean berjalan mendekat. Dia juga merasa pemandangan seperti ini sangat luar biasa. Perlahan dia mengaitkan jarinya dengan jari Maureen.
Terdengar Maureen berkata perlahan, "Sean… Peluk aku…"
Kata-kata Maureen membuat Sean sangat malu.
Gunardi menjelaskan pada Sean, "Dia tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi sekarang. Jangan keberatan. Lebih baik Anda juga tidak membahas ini di depannya saat dia bangun nanti agar dia tidak malu."
"Ya…"