Poster itu pun terbelah menjadi dua bagian, tetapi masih memperlihatkan tulisannya dengan jelas. Sean pun terus merobeknya lagi dan lagi, lalu melemparkannya ke langit.
"Telan!" kata Sean.
Poster itu tercabik-cabik dan berterbangan di udara. Pria penempel poster itu benar-benar ketakutan.
"Kamu... Kamu berani merobek poster Tuan Muda Laksono kami? Biar kuberitahu, bocah, kamu dalam masalah. Kamu dalam masalah besar! Aku ingat nomor rumahmu! Jangan kabur! Aku akan menyuruh Tuan Muda Laksono kemari! Kalau dia tahu, dia pasti akan mengulitimu!"
Sambil berteriak, pria itu pergi meninggalkan Sean.
"Cih."
Mana mungkin Sean khawatir tentang balas dendam Jenderal Chevin yang kalah itu?
Setelah mengetahui bahwa pria seperti Chevin akan menikahi Maureen, Sean sangat marah dan tidak ingin Maureen menikah dengannya. Sean sangat khawatir apa yang dikatakannya kemarin sudah menyakiti Maureen hingga membuatnya menyetujui pernikahan ini karena marah.