Afifah masih dilanda dilema tentang pekerjaan yang harus dia pilih, dia tidak mungkin meninggalkan ayahnya dengan kondisi yang sedang seperti ini. Permasalahan dengan pamannya yang semakin memanas setiap harinya.
Bagaimana dia bisa jauh dari ayahnya. Tetapi dia juga tidak mau bekerja yang dimulai dengan hal curang, apalagi ayahnya harus mencari pinjaman agar dia bisa bekerja di sana. Ya kalau dia betah, kalau tidak?
Prinsipnya dalam bekerja adalah sebesar apapun gajinya kalau di awali dengan hal buruk maka keselanjutannya pasti juga buruk, dan gajinya pun pasti tidak berkah, begitupun sebaliknya.
Dia ingin membanggakan ayahnya, dan membuktikan pada ibunya kalau dia mampu bekerja. Mendapatkan pekerjaan dengan hasil kemampuannya sendiri bukan dari belas kasihan atau hasil suap.
Afifah masih membolak balikan halaman novelnya, pikirannya sama sekali tidak bisa konsentrasi. Beberapa kali dia membaca ulang novelnya, tapi tidak satupun kalimat yang mampu ia pahami.
