Setibanya di Bandara murah Rai Denpasar Bali, Maya dan juga Haris langsung bergegas masuk ke mobil yang sudah disiapkan oleh pihak hotel tempat mereka menginap untuk sepekan nanti.
Maya menikmati udara Bali yang begitu segar, bukan pertama kali sebenarnya Maya pergi ke Bali, namun kali ini hak pertama bagi dirinya setelah menikah dengan Haris. Ada rasa bahagia tersendiri yang ia rasakan ketika berlibur bersama suaminya. Apalagi momen liburan mereka kali ini adalah tentang honeymoon yang tertunda sekaligus momen untuk mereka mendapatkan buat hati dari cinta mereka.
Lima belas menit kemudian, mereka tiba di hotel. Haris segera meminta Maya untuk beristirahat setelah membersihkan diri. Sebenarnya Maya ingin sekali pergi keluar setelah tiba di Hotel, namun Haris justru meminta dirinya untuk beristirahat terlebih dahulu agar tidak lelah. Akhirnya Maya menuruti keinginan suaminya itu.
"Mas, mau kemana?" tanya Maya pada suaminya setelah mengetahui Haris akan pergi.
"Aku mau pergi sebentar sayang, ada keperluan kantor, barusan Pak Fadil manager kantor yang ada di sini telpon katanya minta ketemu satu jam lagi. Kamu istirahat saja ya? Nanti kalau aku sudah selesai kita jalan. Oke?" terang Haris pada Maya.
"Baik mas, kamu hati-hati ya? Nanti jangan lupa hubungi aku." kata Maya pada suaminya.
Setelah Haris pergi, Maya membereskan semua barang yang ada di koper dan menaruhnya di lemari kamar hotel. Maya kemudian beristirahat sebentar sambil menunggu Harus pulang.
Dua jam berlalu,
Maya melirik jam yang ada di layar handphone-nya. Tepat pukul setengah empat sore, Haris juga belum memberi kabar, Maya lalu menghubungi suaminya itu.
"Halo Mas, kamu dimana? Kok belum pulang? Masih sibuk kah?" tanya Maya pada suaminya lewat telpon.
Dari ujung telpon terdengar suara Haris yang mengatakan jika dirinya akan segera datang, Haris meminta Maya untuk segera bersiap untuk pergi setelah Haris datang. Maya pun mengiyakan permintaan suaminya.
Tak lama kemudian, Haris sudah berada di kamar hotel, Maya kemudian melakukan kewajibannya sebagai seorang istri dengan memijat pundak suaminya. Haris tersenyum melihat istrinya yang selalu menjadi luar biasa.
"Sudah, aku nggak apa-apa, kamu itu banyak istirahat harusnya, kan kita lagi program buat dedek," goda Haris pada istrinya.
Mendengar ucapan Haris, Maya teripu malu, hal itu membuat Haris memeluk tubuh istrinya dari belakang saat Maya akan pergi menaruh baju kotor Haris.
"Mas...,"
"Apa? Kamu ini masih saja seperti pacar, tiap aku sentuh begini masih protes, heran jadinya," celetuk Haris pada istrinya yang masih berada di pelukannya.
Haris kemudian menggendong Maya ke tempat tidur, keduanya saling memandang dan bercumbu mesra, Haris mulai memangut bibir Maya dengan cinta. Maya pun melakukan perlawanan yang sama terhadap suaminya itu. Semakin lama semakin tak terkendali, kali ini Haris melepaskan handuk yang dipakai Maya, karena saat Haris datang, Maya masih mengenakan handuk setelah mandi dan belum berganti pakaian.
"Kamu siap sayang?" bisik Haris ditelinga Maya. Namun Maya hanya memberi isyarat mengangguk setuju tanpa bersuara.
Melihat istrinya begitu menginginkan hal yang sama, Haris kembali menikmati setiap inci tubuh Maya yang sintal dan berisi, lekuk tubuhnya selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi Haris sejak dulu. Haris memainkan peran pentingnya dan membuat Maya beberapa kali mengerang erotis akibat ulah suaminya, hal itu membuat Haris semakin bergairah dan terus melakukan serangan mematikan bagi Maya, Haris sendiri sudah beberapa kali berada di puncak kenikmatan, tapi nyatanya mereka berdua juga belum merasa puas.
Maya begitu menikmati semua yang dilakukan Haris terhadap dirinya. Maya bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa bercinta dengan suaminya meskipun sudah menikah hampir setengah tahun. Karena setiap mereka bercinta, selalu saja ada gangguan dari sang Ibu mertua. Tapi kali ini hanya ada mereka berdua, mau tidak keluar kamar satu hari pun tidak masalah. Maya dan Haris benar-benar melakukan hubungan intim sesuai yang mereka harapkan dari dulu. Dengan saling memuaskan dan saling mencoba bereksperimen gaya bercinta.
***
Tanpa terasa, satu setengah jam berlalu,
Maya dan Haris sama-sama kelelahan, mereka akhirnya menunda kepergian mereka untuk jalan-jalan keluar. Maya memeluk tubuh suami yang begitu dicintainya. Haris juga mengecup kening Maya sembari mengelus rambut Maya dengan penuh kasih sayang.
"Ternyata begini ya rasanya bercinta bebas tanpa takut terganggu," celetuk Haris yang membuat Maya tertawa.
"Kamu ini Mas, resiko kalau tinggal satu rumah dengan orang tua ya begitu, kita berhubungan kapan pun tidak bisa, pasti canggung ya kan?" jelas Maya pada Haris.
"Jadi bagaimana? kapan kita pindah?"
"Terserah kamu saja Mas, aku kan istri yang hanya akan mengikuti imam nya. Mas, aku boleh nggak tinggal dirumah orang tua aku seminggu nanti, aku kangen sama mereka, kita juga sudah lama tidak bertemu mereka langsung, bagaimana?"
"Boleh, nanti ya kita atur jadwal buat kerumah orang tua kamu. Tapi sekarang kita fokus ke dedek dulu, aku mau kamu cepat hamil sayang, aku mau kita cepat punya anak. Aku tadi lihat anak Pak Fadil lucu sekali, usianya masih dua tahun katanya, dan manggil Pak Fadil dengan sebutan Papa rasanya jadi pengen segera punya anak." cerita Haris pada Maya.
Maya melihat ekspresi wajah suaminya begitu menginginkan kehadiran buah hati mereka merasa ikut bahagia dan juga ingin cepat semua segera terwujud.
"Semoga ya Mas, kita sepulang dari sini dapat berita yang kita inginkan. Mas Haris tenang saja, aku akan kasih berapapun anak yang kamu mau." ucap Maya meyakinkan suaminya.
"Sebelas boleh?" tanya Haris dengan polosnya.
"Hah? sebelas Mas? mau bikin team bola kah kamu?" jawab Maya sambil terkekeh geli.
"Katanya tadi berapapun? kok protes sih sekarang?"
"Iya berapapun tapi nggak sebelas juga dong sayang, kamu nggak kasihan sama aku apa tiap tahun hamil terus, bisa-bisa saingan sama kucing."
Haris tak kalah terkekeh mendengar ucapan istrinya. Haris hanya asal bicara dan sengaja menggoda istrinya.
Maya juga tahu betul Haris suka menggoda dirinya.
Dirasa cukup beristirahat, Haris dan Maya segera bergegas mandi dan bersiap untuk pergi makan malam. Rupanya Haris sudah mempersiapkan kejutan dinner romantis untuk mereka berdua di sebuah restoran dekat pantai. Haris yakin Maya akan begitu menyukai hadiah kejutan yang ia berikan kepada istrinya itu. Haris juga sudah membelikan sebuah gaun cantik yang akan dikenakan Maya nanti, semua Harus persiapkan tanpa sepengetahuan Maya.
Setelah selesai mandi Haris memberikan gaun itu pada Maya, dengan terharu Maya menerima pemberian suaminya itu. Maya begitu tampak bahagia, Haris pun jauh lebih bahagia.