Jauh di dalam hutan, seorang pria kecil terus melemparkan pisau kecilnya dengan lihai, membantai apa saja yang menghalanginya. Usianya mungkin masih muda, tapi berhadapan dengan binatang buas adalah keahliannya.
Pria kecil itu tidak lain adalah Hao Li, selama hampir dua jam dia berburu, setidaknya dia telah mendapatkan 20 binatang buas tahapan Kondensasi Qi tingkat 6, 15 binatang buas tingkat 7 dan 3 binatang buas tahapan Pembentukan Pondasi awal.
Hao Li mendengus pelan, dia mengusap keningnya menyingkirkan keringat yang terus bercucuran. Dia mengalihkan tatapannya ke belakang, ketika melihat tumpukan mayat binatang buas di belakangnya, dia mendesah lega.
"Aku telah memburu 28 binatang buas secara keseluruhan. Kebanyakan dari mereka hanyalah Serigala Darah dewasa, adapun sisanya, mereka aku dapatkan saat berburu Serigala Darah. Sedangkan untuk yang 3 binatang buas Pembentukan Pondasi, keberuntunganku tidak terlalu buruk, aku mendapatkan mereka di saat waktu yang sama..."
Jika ada seseorang yang mendengar apa yang dikatakannya, mereka tidak akan percaya apa yang baru saja Hao Li lakukan. Perlu diketahui tidak ada satupun pemburu yang menukar mayat binatang buas tahapan Pembentukan Pondasi ke Serikat Perburuan.
Mengalahkan binatang buas tahapan Kondensasi Qi saja mereka kewalahan, apalagi tahapan Pembentukan Pondasi. Sama saja mereka menyerahkan nyawa mereka pada malaikat maut. Tapi tentu saja itu tidak berlaku untuk Hao Li.
"Sepertinya sudah cukup, dengan semua binatang buas ini, setidaknya aku bisa membeli apa saja di dalam wilayah sekte..." ujar Hao Li senang. Akhirnya dia bisa memiliki uang sendiri.
"Tapi bagaimana aku membawa mereka semua? Apakah aku harus memanggulnya satu persatu ke Serikat Perburuan?"
Meskipun kekuatannya setara dengan kultivator tahapan Pembentukan Pondasi tingkat pertama, mengangkat begitu banyak mayat binatang buas tetap menjadi tugas sulit baginya. Dia menghela napas pelan, "sepertinya aku hanya bisa membawa orang-orang dari Serikat Perburuan ke sini, biar mereka sendiri yang membawanya."
Hao Li membawa salah satu Serigala Darah sebagai bukti kalau dia sudah berburu. Jarak antara posisinya sekarang dan Serikat Perburuan memang cukup jauh, hampir 60 mil jauhnya. Hao Li sendiri tidak menyangka akan berburu sejauh itu, dia terlalu asik berburu binatang buas.
Saat dia hendak berjalan, tiba-tiba saja suara yang berasal dari semak-semak membuatnya waspada. Dia bisa merasakan kehadiran seekor binatang buas dengan kekuatan roh-nya, dan sepertinya binatang buas yang satu ini sama sekali tidak lemah, tapi justru sangat kuat, melebihi kekuatannya.
"Aura yang sangat menekan! Mungkin karena bau dari darah mayat binatang buas yang aku kumpulkan, sampai-sampai binatang buas tahapan Pembentukan Pondasi saja mengincarnya..." Hao Li berspekulasi demikian. Hutan yang ditempatinya sekarang bukanlah Hutan Kematian, binatang buas tingkat pertama Pembentukan Pondasi adalah yang paling kuat di batas luar hutan.
"Darah... Makan... Darah... "
Suara berat seorang pria terdengar olehnya, tapi kemudian dia melebarkan kedua matanya ketika melihat Harimau Perak yang ukurannya jauh lebih besar daripada Harimau Perak yang dia temukan sebelumnya.
"Harimau Perak?! Dan dia berumur dewasa?!"
Seingatnya, binatang buas yang bisa mengeluarkan suara manusia hanyalah binatang buas tahapan Pembentukan Pondasi tingkat delapan ke atas. Hao Li tidak mengira dia akan bertemu dengan Harimau Perak sekuat itu, dengan kekuatannya sekarang, bertarung dengan Harimau Perak yang ada di depannya sama saja dengan bunuh diri.
"Bukan hal baik menumpuk mayat di satu tempat. Bau darah mereka bisa tercium oleh binatang buas, akan menguntungkan jika binatang buas itu bisa aku kalahkan, tapi jika mereka terlalu kuat, bagaimanapun aku harus berlari!"
Satu-satunya pilihan Hao Li sekarang hanyalah berlari sejauh mungkin, dia tidak bisa berhadapan dengan Harimau Perak berusia dewasa, apalagi membunuhnya. Namun mudah bagi Harimau Perak untuk membunuh Hao Li, dia hanya perlu mengayunkan cakarnya, dan tubuh Hao Li akan tercabik-cabik saat itu juga.
Tapi sayangnya Dewa Keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya, Harimau Perak yang melihat adanya manusia mulai mengejar Hao Li.
Hao Li yang ketakutan hanya bisa terus berlari, dia bahkan melupakan mayat Serigala Darah yang baru saja dia bawa. Nyawanya lebih berharga dari mayat Serigala Darah itu, dia harus menyelamatkan nyawanya sendiri, apapun caranya.
"Manusia... Enak... Manusia... Makan..."
Hao Li mengerutkan keningnya kesal saat mendengar perkataan Harimau Perak, "harusnya aku yang berkata seperti itu sialan! Jika saja kau sedikit lebih lemah, aku akan membunuhmu dan menjual tubuhmu, menukarnya dengan ratusan koin emas!"
Kecepatan Hao Li tidak bisa dibandingkan dengan kecepatan Harimau Perak, dalam waktu singkat, Harimau Perak sudah berada di depannya, mencegahnya untuk pergi.
Hao Li mengeluarkan dua pisau kecil di kedua sisi tubuhnya, lalu dia melemparkan kedua pisau itu menggunakan kekuatan roh-nya, sehingga kekuatan pisau dan ketajamannya sedikit meningkat dari sebelumnya.
Jika yang di depannya hanyalah binatang buas biasa, dia bisa membunuhnya dalam sekali pukulan menggunakan keterampilan Pukulan Musim Panas yang diajarkan oleh bibinya, tapi sayangnya kekuatan tubuh Harimau Perak dewasa tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan tubuh Harimau Perak muda.
Dia hanya mengandalkan serangan jarak jauh, meski tidak berharap bisa melukai Harimau Perak dewasa, setidaknya bisa mengalihkan perhatiannya.
"Roarrr!!!"
Harimau Perak melolong marah ketika dua pisau kecil yang Hao Li lemparkan mengenai tubuhnya. Sayangnya dua pisau kecilnya sama sekali tidak dapat melukai tubuh Harimau Perak, jika bisa, ada kemungkinan Hao Li bisa mengalahkannya walau kecil kemungkinannya.
"Sialan! Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku akan mati disini?"
Seberapa keras Hao Li memikirkannya, dia sama sekali tidak memiliki cara untuk mengalahkan Harimau Perak, jarak antara kekuatannya dan Harimau Perak dewasa terlalu jauh, hanya keajaiban yang bisa membalikkan keadaan.
Tanpa Hao Li sadari, Kristal Abadi yang berada di dalam tubuhnya mengeluarkan sinar gelap. Satu tembakan sinar gelap itu memasuki dantian Hao Li, mengubah warna kekuatan roh Hao Li menjadi merah darah.
"Lemah! Apakah semua manusia selemah kau?!"
"Siapa kau?!"
Hao Li berteriak panik ketika suara seorang pria dewasa menyapa kedua telinganya, tapi begitu dia mengedarkan pandangannya, dia sama sekali tidak melihat ada orang lain selain dirinya dan Harimau Perak yang hendak memakannya.
Tiba-tiba saja waktu seolah berhenti, dedaunan yang berjatuhan berhenti di jalurnya, hembusan angin tidak lagi Hao Li rasakan. Hutan yang semula berwarna, kini menjadi abu-abu, langit yang semula biru cerah, kini menjadi putih pucat.
Hao Li tak tahu apa yang tengah terjadi, dia ingin mengambil kembali pisaunya, tapi kedua pisau kecilnya kini berhenti tepat di udara, sulit baginya untuk meloncat ke ketinggian seperti itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa semuanya berhenti?!" Hao Li semakin ketakutan. Dia tidak pernah dihadapkan keadaan seaneh ini, dia bahkan tidak tahu apa yang tengah menimpanya.
Belahan ruang tercipta di depannya, pusaran ruang berwarna gelap pekat seolah bisa menarik apa saja yang ada di dalam hutan. Seorang pria dewasa mengenakan pakaian serba jingga keluar dari belahan ruang itu, kedua matanya yang tajam terus menatap Hao Li.
Hao Li memundurkan kakinya, apa yang baru saja dia lihat? Dan apa pusaran itu? Mengapa dia merasakan kekuatan tak terbatas di dalam pusaran itu? Lagipula siapa pria dewasa ini?
Pria dewasa berpakaian jingga itu mendekati Hao Li, dia menurunkan tatapannya, kedua matanya menangkap gambar kristal abadi yang tertanam di dalam tubuh Hao Li.
"Salah satu pecahan kristal itu telah memasuki tubuh lemah ini? Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat! Ha!"
Pria itu mengusap wajahnya gusar, ekspresi wajahnya seakan geram, kesal, benci, semua perasaan negatif seolah tergambarkan di wajahnya yang tajam itu.
"Kau! Bagaimana kau bisa mendapatkan kristal itu?! Kau... Padahal kau hanya makhluk fana!"
Hao Li bergidik ketakutan, tatapan intimidasi yang dilemparkan oleh pria dewasa di depannya berhasil menakutinya. Dia bisa merasakan kekuatan hebat berasal dari pria di depannya, bahkan kakeknya saja tidak memiliki aura semengerikan ini.
Dengan susah payah Hao Li menjawab, "a-apa yang k-kau maksudkan? Kristal apa yang kau bicarakan? A-aku sama se-sekali tidak mengerti..."
"Kau masih tidak paham juga?! Ataukah kau berusaha berbohong di depanku?! Asal kau tahu, aku bisa menghancurkan dunia mu ini hanya dengan jentikan jarimu, apalagi membunuhmu! Cepat beritahu aku, darimana kau dapatkan kristal itu!"
Hao Li teringat pada Kristal Abadi yang ada di dalam tubuhnya, 'apakah dia mengacu pada Kristal Abadi yang ada di dalam tubuhku? Aku tidak pernah memberitahu siapapun mengenai Kristal Abadi ini, bagaimana dia mengetahuinya?'
Hao Li melupakan fakta kalau pria di depannya adalah orang yang sangat kuat. Baginya, Kristal Abadi adalah rahasia terbesarnya, bahkan kakek dan bibinya tidak tahu mengenai hal itu.
Melihat tatapan pria di depannya yang seakan hendak memakannya kapan saja, mau tidak mau Hao Li harus berkata jujur meski dia tidak ingin.
"Apakah kau mengacu pada kristal yang ada di dalam tubuhku? Jika iya, aku menemukannya saat berada di dalam hutan beberapa bulan yang lalu," jawab Hao Li jujur.
Pria di depannya mengerutkan keningnya seolah keheranan, "di dalam hutan? Bagaimana bisa sesederhana itu?"
Dia telah mencarinya selama ini, tapi dia sama sekali tidak bisa merasakan fluktuasi energi dari kristal. Dengan kekuatannya, dia bisa merasakan apa saja di dunia ini, tapi mengapa kristal itu tidak terdeteksi olehnya?
"Hanya ada satu kemungkinan mengapa kristal itu bersembunyi dari semua orang selama ini. Bahkan mereka saja yang kekuatannya jauh lebih tinggi dariku tidak dapat merasakannya, tapi secara kebetulan anak ini menemukannya, bahkan menyatu dengan tubuhnya. Kristal itu mencari orang yang tepat untuk menaungi kekuatan yang dikandungnya..." ucapannya terhenti sejenak sebelum dia melirik Hao Li lalu mendesah pelan.
"Tapi mengapa harus makhluk fana ini yang mendapatkannya? Aku sama sekali tidak mengerti dengan semua ini! Lalu apa artinya selama ini aku mencari kristal itu jika dia yang mendapatnya?! Sialan!"
Kedua pundaknya yang semula tegak kini sedikit merendah, beberapa kali pria itu menghela napasnya berat. Beberapa kali juga dia melirik Hao Li, dan menghela napas lagi.
"Ini... Apakah aku bisa kembali? Aku—"
"Mau kemana kau?! Kau tetap diam disini!"
"Ini..."
"Apa?! Kau ingin memprotes?!"
"Bukan itu..."
"Kau berani melawanku hah?!"