Chereads / Penakluk Dewa / Chapter 30 - Gao Jian

Chapter 30 - Gao Jian

Apa yang terjadi kepada Gao Tai dan Ming Tian Lei, tentu saja Hao Li sama sekali tidak mengetahuinya. Kini dia hanya sedang berkultivasi dengan tenang di dalam kamarnya, aroma lilin yang menenangkan membuatnya tenang, sampai dia tenggelam ke dalam kultivasi tertutupnya.

Keheningan yang berada dari kamar Hao Li membuat beberapa orang mengerutkan kening mereka keheranan. Meskipun mereka baru bertemu dengan Hao Li dalam waktu singkat, mereka bisa tahu kalau Hao Li bukanlah tipe orang tenang yang menghindari masalah. Dia justru melakukan sebaliknya.

Apa yang dipikirkan oleh beberapa murid lainnya memang benar, dan Hao Li yang sedang berkultivasi masih tetap tenang seolah dia tidak terganggu dengan semua kekacauan di luar kamarnya.

Di sisi lain, Gao Tai dan Ming Tian Lei telah kembali ke Sekte Macan Hitam bersama dengan Penatua Jing, guru mereka. Penatua Jing menatap Gao Tai dan Ming Tian Lei geram, bagaimana bisa mereka memasuki hutan begitu dalam sampai bertemu dengan binatang buas yang kuat?

"Apa yang kalian lakukan?! Apa kalian tahu seberbahaya apa di dalam hutan itu?! Jika saja kalian bukan muridku, aku akan membiarkan kalian jadi santapan ular itu!" teriak Penatua Jing memarahi Gao Tai dan Ming Tian Lei bergantian.

Gao Tai dan Ming Tian Lei yang menerima amukan Penatua Jing hanya bisa diam menerima semua perkataannya. Tapi tentu saja mereka hanya terlihat tenang di permukaan saja, lain halnya dengan yang ada di dalam hati mereka. Mereka terus menyumpahi Hao Li yang tak mereka temukan, bahkan setelah mereka hampir kehilangan nyawa mereka sendiri.

Jika saja Hao Li tahu apa yang mereka berdua pikirkan, dia sudah pasti akan tertawa keras. Lagipula siapa juga yang memerintahkan Gao Tai dan Ming Tian Lei mengejarnya?

Nasi sudah menjadi bubur. Gao Tai dan Ming Tian Lei hanya bisa menerima takdirnya dan terus menerima omelan Penatua Jing selama sehari semalam.

***

Hari-hari berikutnya berlalu dengan tenang. Semua murid Sekte Macan Hitam tetap melaksanakan aktifitasnya, beberapa di antara mereka berkultivasi, dan beberapa lagi sedang fokus berlatih bela diri.

Seorang remaja berseragam Sekte Macan Hitam duduk dengan tenang di kamarnya. Kedua matanya tertutup rapat, hembusan napasnya terdengar di seluruh penjuru kamar. Aura yang ada di dalam tubuhnya makin hari makin meningkat, jika seseorang ada di dalam ruangan, mereka pasti terkejut dengan kemajuan remaja itu.

Remaja yang sedang duduk tenang itu tak lain adalah Hao Li. Dia mencoba untuk memakan beberapa Pil Kondensasi Qi buatannya sendiri untuk meningkatkan kultivasinya. Dia tiba-tiba saja membuka kedua matanya.

"Akhirnya aku menerobos ke tingkatan selanjutnya..." sejenak dia melihat sekelilingnya, "sepertinya aku sudah berkultivasi lebih dari seminggu, dan aku berhasil menerobos empat tingkatan dalam waktu seminggu saja. Andai orang lain mendengar kemajuan kultivasi-ku, mereka pasti mengira aku hanya mengada-ngada. Ini semua berkat Pil Kondensasi Qi, dengan kemurnian penuh, aku bisa meningkatkan kekuatan ku dengan cepat..."

Hao Li merasa berkultivasi dalam jangka yang lebih panjang tidak akan bermanfaat bagi dirinya, dia memutuskan untuk pergi keluar sekaligus mencari apakah ada sesuatu yang bisa dia gunakan untuk meningkatkan kekuatannya.

Semua murid terlihat berjalan ke arah barat, beberapa dari mereka terus berteriak, memberitahukan hal penting kepada murid lainnya.

"Cepat! Kapan lagi kita diarahkan oleh Patriark Sekte?"

"Aku dengar Patriark Sekte sangat jarang memberikan pengarahan kepada murid-murid sekte, tapi kurasa dia sekarang sedang dalam kondisi yang baik..."

"Kau benar. Ayo cepat! Ini adalah kesempatan langka, kita tidak bisa melewatkannya!"

Hao Li yang mendengarnya sedikit mengerutkan keningnya, "Patriark Sekte akan memberikan pengarahan? Aku rasa dia jarang sekali memberikan pengarahan kepada murid-murid sekte, sehingga banyak sekali yang mengantisipasinya. Aku juga ingin lihat pengarahan seperti apa yang akan Patriark Sekte lakukan..."

Semua orang yang ada di pelataran luar berkumpul di satu tempat. Mereka duduk berkerumunan, tidak peduli dengan orang lain yang terlihat tidak nyaman. Hao Li yang baru saja datang ikut duduk di sudut lain, lokasinya cukup jauh dari podium, sehingga hanya ada segelintir orang yang duduk bersamanya.

Dari arah berlawanan, seorang pria paruh baya mengenakan jubah hitam di sekujur tubuhnya. Pria paruh baya itu tidak lain adalah Patriark Sekte Macan Hitam, orang yang paling ditakuti tapi juga diidolakan oleh para murid.

Karena kedatangan Patriark hanya sebatas memberikan pengarahan kepada para murid, hanya segelintir Penatua yang hadir untuk menyambutnya, salah satunya adalah Penatua Zhang Yu, Penatua yang paling ditakuti oleh Penatua lainnya.

"Salam Patriark..." ujar Penatua Zhang Yu bersamaan dengan dua Penatua lainnya, Penatua Mu dan Penatua Wei.

Patriark Sekte hanya menganggukkan kepalanya singkat, dia berdiri di atas podium. Sosoknya yang berwibawa membuat semua murid kagum kepadanya. Orang-orang kuat akan selalu disukai, dan Hao Li melihatnya sekarang secara langsung.

"Aku tidak mengira akan ada sebanyak ini, kalian semua tampaknya memiliki semangat bela diri yang membara di dalam diri kalian. Baiklah, kebetulan hari ini aku senggang, aku berniat untuk memberikan pengarahan kepada kalian. Aku juga berharap kalian akan menjadi lebih paham mengenai beberapa hal setelah mendengarkan pengarahanku..."

Hao Li dan semua murid di pelataran luar dengan seksama mendengarkan perkataan Patriark Sekte. Mereka terlihat sangat bersemangat, menantikan apa yang akan Patriark Sekte katakan.

"Aku rasa beberapa diantara kalian sudah tahu, meningkatkan kekuatan tidak hanya di dasarkan pada tahapan kultivasi. Keterampilan Bela Diri dan bantuan eksternal lainnya seperti senjata bisa meningkatkan kekuatan seseorang secara signifikan. Orang yang kuat akan kalah dengan orang yang pintar, itu juga berlaku bagi kita semua selalu kultivator. Mereka yang hanya mengandalkan kekuatan kasarnya akan kalah dari mereka yang memahami berbagai macam keterampilan bela diri."

Patriark Sekte tanpa merasa keberatan membagikan pengetahuannya kepada semua murid sekte. Pemahamannya dan pengalamannya di dunia kultivasi secara langsung membantu semua murid sekte, termasuk Hao Li tentunya.

Dia memang mendapatkan Kristal Abadi, tapi itu hanyalah ingatan. Ingatan yang terkandung di dalam Kristal Abadi hanya mencakup teori, bukan praktik langsung. Hao Li tahu hal itu dengan baik, dia juga ingin mendapatkan kesempatan berpetualang, tapi dengan kekuatannya sekarang, berpetualang sendirian sama saja dengan mencari kematiannya sendiri.

Selama pengarahan berlangsung, Hao Li berpikir, "aku memiliki tiga set keterampilan bela diri pemberian pria aneh itu. Aku belum melihat jenis keterampilan macam apa yang diberikan olehnya, tapi aku tahu kalau keterampilan bela diri pemberiannya seharusnya tingkat tinggi. Jika tidak, bagaimana bisa dia memiliki kekuatan yang luar biasa?"

Hao Li masih teringat dengan jelas pria aneh berjubah jingga yang menakutinya beberapa hari yang lalu. Kekuatannya yang luar biasa membuat Hao Li merasa sedang berhadapan dengan sosok dewa surgawi.

Dia menggelengkan kepalanya pelan, kemudian tersenyum masam, "jalanku masih terlalu panjang untuk setara dengannya. Tapi aku pasti bisa mencapainya, dia sendiri mengatakan, tuan dari Kristal Abadi pasti bukan orang yang sederhana dengan pencapaian rendah. Aku percaya pada kekuatanku juga dan Kristal Abadi tentunya..."

Pengarahan yang dipimpin oleh Patriark Sekte sudah berakhir. Hao Li dan semua murid yang berkumpul mulai membubarkan diri.

Hao Li yang sedang berjalan untuk kembali ke kediamannya tiba-tiba saja dihentikan oleh beberapa orang yang tampaknya sedikit lebih tua darinya.

"Berhenti!"

Kerutan terlihat di kening Hao Li, dia melihat kelima pria di sekelilingnya. "Hm?"

Kelima pria itu mengenakan seragam yang sama, tapi lencana berlambangkan api di dada kiri mereka terlihat mencolok. Hao Li kira baru menyadarinya kalau tidak semua murid pelataran luar mengenakan lencana berlambangkan api itu.

"Kau Hao Li, bukan?" tanya salah satu diantara mereka.

Hao Li yang tidak tahu apapun hanya bisa menganggukkan kepalanya singkat, "benar, ada keperluan apa kalian semua?"

"Tampar dirimu sendiri sebanyak seratus kali, maka kita akan membiarkan dirimu bebas!"

Gao Jian, pria yang tampak memiliki aura pemimpin di antara pria lainnya, berkata dengan penuh kesombongan dan angkuh kepada Hao Li. Kedua matanya menatap penuh dendam kepada Hao Li.

Kerutan di dahi Hao Li semakin dalam, dia semakin tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. "Menampar diriku sendiri? Hanya orang bodoh yang melukainya dirinya sendiri tanpa alasan. Lagipula, aku rasa aku tidak pernah menyinggung kalian semua, mengapa kalian menggangguku?"

Gao Jian melangkahkan kakinya mendekat ke arah Hao Li, "kau telah melukai kakakku, aku sebagai adiknya tentu saja akan membantunya membalas dendam. Apa kau tidak tahu karena kau, kakakku dan Ming Tian Lei hampir terbunuh di dalam hutan?"

"Kakakmu?"

"Kakakku adalah Gao Tai, murid langsung Penatua Jing yang kau permalukan! Sebagai adiknya, aku tidak menerima kakakku dipermalukan oleh murid baru sepertimu. Meski aku tidak bisa membunuhmu, aku bisa melukaimu dan membuatmu merasakan rasa sakit selama kau berada di dalam Sekte Macan Hitam!" teriak Gao Jian marah.

Teriakannya yang lantang menarik perhatian banyak orang. Mereka yang hendak kembali melanjutkan aktivitasnya memilih untuk menundanya dan menonton keributan apa yang tengah terjadi.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Gao Jian, Hao Li menganggukkan kepalanya mengerti. "Ternyata kau adalah adik Gao Tai. Apa kau tidak takut dengan aturan sekte yang melarang pertempuran selain di atas arena?"

Gao Jian tidak langsung menjawab, dia terkekeh pelan dan berkata, "kau ingin melaporkannya kepada inspektur? Atau bahkan ke Penatua sekte? Kau bisa saja melaporkan kami pada mereka, kau akan tahu saat itu siapa yang akan terkena hukuman!"

Hao Li hanya diam, tatapannya terkunci pada Gao Jian yang sama menatapnya. Gao Jian kembali berkata, "kalian semua, serang dia! Buat dia mengerti apa akibatnya jika dia mengganggu kakakku!"

Keempat pria lainnya menyerbu ke arah Hao Li. Ledakan energi roh terasa oleh semua orang, keempat orang yang bergerak ke arah Hao Li semuanya berada di tahapan Kondensasi Qi tingkat keenam, kekuatan mereka termasuk jajaran menengah di pelataran luar, tapi kekuatan gabungan mereka tidak diragukan lagi mampu membuat seorang kultivator tingkat ketujuh merasa kewalahan.

Beberapa murid sekte yang menonton di samping saling berbisik, membicarakan apa yang tengah terjadi.

Hao Li pada dasarnya sama sekali tidak perduli dengan apa yang dibicarakan oleh orang lain. Dia hanya menatap tenang ke empat pria yang menyerbu ke arahnya, gelombang kekuatan roh yang berasal dari ke empat pria itu mungkin saja berhasil menekan orang lain, tapi tidak dengan dirinya.

Kedua kakinya tetap berdiri tegak seolah sudah tertanam ke dalam tanah. Semua orang yang melihatnya mengira Hao Li sudah gila, bagaimana bisa dia begitu tenang ketika berhadapan kubu Gao Jian? Terlebih kekuatan mereka sama sekali tidak lemah.

"Apa yang sedang dia lakukan? Apakah dia berusaha untuk mati lebih awal?"

"Meskipun dia kuat, kekuatannya pasti tidak sebanding dengan ke empat bawahan Gao Jian!"

"Bahkan jika dia berusaha untuk menghindar, bawahan Gao Jian masih bisa dengan mudah mengejarnya. Bisa saja dia berpikir percuma untuk menghindari serangan mereka, sehingga dia hanya diam saja menerima serangan mereka..."

Namun hal yang sama sekali tidak terduga terjadi, alih-alih menghindar, Hao Li melesat ke depan, kecepatannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan orang-orang Gao Jian. Hal itu jelas membuat semua orang yang melihatnya terkejut.

Status Hao Li di dalam sekte bagaimanapun masihlah seorang murid baru, dia bahkan belum tinggal di dalam sekte selama sebulan. Bagaimana bisa dia memiliki kecepatan secepat itu?

Sebelum serangan ke empat pria pengikut Gao Jian dilemparkan, Hao Li telah terlebih dahulu memukul mereka dengan pukulan kasar. Meski begitu, mereka terlempar beberapa meter kebelakang, meninggalkan retakan yang cukup besar di permukaan tanah.

Semua orang yang menyaksikan kekuatan Hao Li tentu saja terkejut, mereka sama sekali tidak pernah mengira kekuatan Hao Li sekuat itu. Bahkan gabungan dari murid sekte tingkat keenam Kondensasi Qi saja tidak bisa menyentuhnya, mereka dengan mudah Hao Li kalahkan.

"Apa yang baru saja aku saksikan? Hao Li itu dengan mudah mengalahkan ke empat bawahan Gao Jian?"

"Perlu diketahui bahwa ke empat bawahan Gao Jian sama sekali tidak lemah. Mereka berada di tingkat keenam Kondensasi Qi, bahkan jika Hao Li memang kuat, seharusnya dia tidak semudah ini bukan mengalahkan mereka berempat?"

"Aku ragu orang-orang yang ada di tingkat ketujuh saja bisa mengalahkan serangan ke empat pengikut Gao Jian. Apakah Hao Li ini kekuatannya berada di tingkat kedelapan Kondensasi Qi?"

"Omong kosong apa yang kau katakan?! Tingkat kedelapan Kondensasi Qi? Jangan lupakan fakta kalau Hao Li ini baru memasuki pelataran luar kurang dari satu bulan yang lalu. Bahkan jika kekuatannya meningkat selama berada di dalam sekte, mustahil untuknya berada di tingkat kedelapan!"

"Apa yang dia katakan benar. Baik itu di Sekte Macan Hitam maupun di Kerajaan Naga Merah, tidak ada orang yang berhasil menerobos sebanyak itu dalam waktu sesingkat itu!"

"Lalu, apa yang baru saja kita saksikan tadi?"

"Seharusnya itu karena keterampilan bela diri yang dia kembangkan. Dia pasti mengembangkan keterampilan bela diri tipe kecepatan, membuat kecepatannya meningkat beberapa kali lipat..."

Keterampilan Bela Diri? Hao Li pada dasarnya hanya mengetahui satu keterampilan bela diri, dan itu pemberian bibinya dulu, Pukulan Musim Panas. Selain itu, dia hanya menggunakan kekuatan kasarnya dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk mengalahkan lawannya.

Tentu saja alasan mengapa ke empat bawahan Gao Jian bisa dia kalahkan begitu mudah karena mereka jauh lebih lemah dari pada Hao Li.

Hao Li berdiri tenang setelah mengalahkan semua orang-orang Gao Jian, dia mengalihkan perhatiannya kepada Gao Jian yang sekarang tengah menatapnya ketakutan, "kau memerintah mereka untuk melukaiku? Kau pikir aku serendah itu untuk berhadapan dengan mereka semua? Bukankah seharusnya kau, sebagai pemimpin di antara mereka yang berhadapan denganku?"

Meski Gao Jian sulit menerima kenyataan, fakta yang dia lihat di depannya tidak bisa dia abaikan. Tidak diragukan lagi Hao Li lebih kuat dari dirinya, kemungkinan dia sekuat kakaknya, atau bahkan lebih.

Berhadapan dengan Hao Li setelah melihat kekuatannya sama saja dengan minta dipermalukan. Terlebih ada banyak orang yang berkumpul untuk melihat perseteruan di antara mereka.

"K-kau... Apa yang akan kau lakukan? Sekte melarang untuk saling melukai sesama muridnya, kau pasti dihukum karena melukai ke empat murid sekte lainnya! Aku akan melaporkannya sekarang juga!"