Setelah Adolf berbicara, monyet itu mendengus ke arah mereka. Matanya yang besar menatap mereka dengan mata melotot.
Bahkan pangeran pertama dan Alexavier yang memiliki kultivasi raja saint terintimidasi oleh tatapannya.
Sekarang mereka tidak bisa lagi membantah kalau monyet-monyet itu memang membantu Adolf.
"Nak, jangan berpikir tentang melakukan itu, konsekuensi membunuh kami bukan sesuatu yang dapat kau tanggung," ucap pangeran pertama.
"Ya, apa kau pikir dua jenderal binatang buas dapat melindungi mu," Edgar menambahkan.
"Guru ku adalah seorang paragon, kekuatannya bukan sesuatu yang dapat kau bayangkan, jenderal binatang buas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya."
"Apakah begitu?" Tanya Adolf sambil memiringkan kepalanya.
"Ya, ya, ya..." Edgar mengangguk dengan cepat.
Namun, Adolf tiba-tiba menanggapi dengan melemparkan sebuah puntung cerutu ke wajahnya.
"Kamu."
Wajah Edgar langsung menjadi hitam seperti babi.
Bang... Bang...
Pangeran pertama dan Alexavier tiba-tiba melepaskan kekuatan mereka, mereka sepertinya sudah merencanakan sesuatu sebelumnya.
Mereka kemudian terbang ke arah yang berbeda.
Namun,"
"Huh, ke mana kalian ingin pergi, tetap di sini."
Suara serak tiba-tiba bergema entah dari mana.
Setelah itu, dua telapak tangan raksasa muncul masing-masing di depan Alexavier dan pangeran pertama, mereka kemudian memukul keduanya secara bersamaan.
Bam... Bam...
Keduanya terlempar kembali ke tempat mereka berasal, dan mereka bahkan jatuh seperti layang-layang yang talinya putus.
Saat mereka mendarat di tanah, mereka sudah terlihat berantakan. Tidak ada lagi cahaya jenius yang terlihat dari mereka. Tubuh mereka yang tertutup debu membuat mereka tampak seperti pengemis.
Tidak ada yang tahu siapa yang menyerang mereka, tapi tidak ada keraguan bahwa orang itu sangat kuat.
"Apakah dia memiliki pendukung lain?" Orang-orang bertanya-tanya.
"Kedua telapak tangan itu seharusnya berasal dari saint kuno."
"Tapi mengapa orang itu tidak menunjukkan dirinya?"
"Mungkin dia bukan pendukung Adolf, tapi orang lain yang memiliki dendam dengan mereka berdua. Dia ingin meminjam tangan Adolf untuk membunuh mereka."
"Siapa yang tahu, tapi juga masuk akal!"
Bagaimanapun, jika Adolf benar-benar memiliki latar belakang, mengapa dia tidak mengatakannya mengingat betapa sombongnya dia dengan kekuatannya yang lemah.
"Huh, terlalu lemah," ucap Adolf sambil mendengus saat dia melihat pangeran pertama dan Alexavier.
Adapun Leo dan yang lainnya, mereka bahkan tidak dapat menggerakkan tubuh mereka dengan kekuatan mereka.
Adolf kemudian mengalihkan tatapan ke langit.
"Aku akan mengurus ini dulu," ucapnya.
Dia menatap monyet itu dan berkata, "monyet, serahkan pilar itu kepada ku."
Dipanggil olehnya, monyet yang selalu menunjukkan ekspresi galak itu tiba-tiba tersenyum sehingga orang-orang hampir batuk darah karena terkejut.
Di bawah pandangan orang-orang, pilar itu menyusut dengan cepat hingga menjadi seukuran tongkat. Itu kemudian jatuh ke tangan Adolf.
Orang-orang bertanya-tanya apa yang terjadi karena pilar itu masih terikat secara spiritual dengan raja singa timur.
"Uhuk..."
Tiba-tiba batuk kesakitan bergema di langit, orang-orang kemudian melihat darah berjatuhan dari langit.
Roar...
Suara raungan keras bergema, setelah itu cahaya emas memenuhi langit, orang-orang tahu kalau itu berasal dari kekuatan si monyet emas.
Segera setelah itu mereka melihat sosok tanpa kepala jatuh dari langit.
Saat mereka melihat itu, mereka langsung menghirup udara dingin.
"Raja singa timur telah terbunuh," ucap mereka.
"Bagaimana itu mungkin, bahkan jika monyet itu lebih kuat, itu seharusnya tidak dapat membunuh raja singa timur dengan begitu cepat."
"Ini tidak mungkin."
Yang paling syok tentu saja Leo. Kakinya gemetar dan mulutnya terbuka lebar. Setelah itu, dia jatuh pingsan.
Satu-satunya yang tidak peduli adalah Adolf, dia sekarang sibuk memainkan tongkat di tangannya.
Ikatan spiritual antara tongkat dan raja singa timur diputuskan secara paksa sehingga yang terakhir menerima serangan balik, saat itu terjadi, si monyet menyerangnya dengan kekuatan penuhnya. Bahkan jika dia memiliki dua nyawa, belum tentu dia dapat bertahan hidup.