Chereads / Tuan Muda yang Mahakuasa / Chapter 40 - Memakan buah immortal

Chapter 40 - Memakan buah immortal

"Dasar orang-orang bodoh, tuan muda ini bahkan belum bergerak, tapi mereka berani mencoba mengambil lebih dulu," ucap Adolf. Dia satu-satunya yang tidak menunjukkan ekspresi apapun melihat kematian mereka.

"Amitabha, tuan muda, anda tidak boleh bersikap dingin pada kematian mereka," jawab si biksu tua.

Temperamennya berubah 180 derajat karena kematian lusinan raja saint.

Adolf tidak menanggapi, dia hanya mencibir.

Dia kemudian mendorong kursi rodanya sendiri menuju pohon itu. Miya, Snow, dan bahkan monyet kecil itu tidak mengikutinya.

"Dia juga bergerak, apakah dia tidak takut mati?"

Para junior yang tidak menyukai Adolf mencibir saat mereka melihat apa yang sedang dia lakukan.

"Tapi dia sudah menciptakan banyak keajaiban." Junior yang bersikap netral mencoba membela Adolf.

Bukannya mereka menyukainya, mereka hanya ingin melihat lebih banyak keajaiban. Bagi mereka yang tahu masa depan mereka terbatas, mereka tidak membutuhkan hal lain selain kegembiraan dan keributan.

"Hmph," para junior yang tidak menyukai Adolf mendengus.

"Pohon ini adalah keberadaan yang benar-benar berbeda dari binatang-binatang buas itu, bahkan jika dia dapat mengendalikan mereka, itu tidak berarti dia dapat mengendalikan pohon ini." "Apakah kalian sudah lupa? Bahkan para supreme menghilang tanpa jejak di sini."

"Ya, kecuali nenek moyangnya yang menanam pohon ini, tidak mungkin dia dapat melakukan sesuatu pada pohon ini ketika para supreme pun tidak dapat melakukan apa-apa."

"Lihat, dia masih baik-baik saja."

Adolf menjadi lebih dekat dengan pohon itu, tapi hingga sekarang, tidak ada yang terjadi kepadanya, pohon itu benar-benar tidak menyerangnya.

"Apakah itu benar-benar ditanam oleh nenek moyangnya?" Para tetua bertanya-tanya.

"Itu konyol! Kapan pohon ini ditanam? Bahkan sekte-sekte supreme pada masa itu sudah hampir musnah sepenuhnya, bagaimana mungkin leluhur dia yang menanam pohon ini?"

"Tapi faktanya kita semua adalah keturunan orang-orang di era itu."

"..."

Adolf semakin dekat dengan pohon itu, tapi dia tiba-tiba berhenti.

Setelah itu, dia menghentakkan tongkatnya ke tanah.

Dentang...

Tiba-tiba suara benturan besi terdengar dari tanah tersebut.

Dengan tongkat itu, Adolf lalu menggali tanah tersebut. Segera setelah itu sebuah kotak besi yang tampak sangat kuno muncul.

"Ini masih ada di sini, sepertinya semua orang tidak menjadi pintar saat aku tidak ada," ucapnya.

Setiap orang yang datang ke tempat itu mungkin terpaku pada pohon umur panjang sehingga mereka tidak pernah memeriksa area lain.

Adolf menggelengkan kepalanya. Dia kemudian menyimpan kotak besi itu ke dalam cincin penyimpanannya.

Orang-orang yang melihatnya saling memandang dengan bingung, kotak besi itu juga tidak terlihat istimewa sama sekali sehingga mereka bingung harus menunjukkan reaksi apa.

Sementara mereka masih bingung, Adolf mulai mendekati pohon itu sekali lagi.

Saat dia tiba satu meter dari pohon itu, salah satu ranting pohon itu tiba-tiba berayun turun ke arahnya.

Melihat itu, para junior yang membenci Adolf langsung bergembira.

"Sudah ku katakan, dia akan mati," ucap mereka.

Tapi dengan cepat mulut mereka terbuka lebar. Ranting itu tiba-tiba berhenti tepat di samping Adolf

Beberapa cabang lain kemudian tumbuh dari ranting itu dan mereka mengikat kursi roda Adolf.

Setelah itu, mereka menarik kursi roda itu ke atas pohon itu.

"Apakah ada yang salah dengan mata ku?"

Orang-orang menggosok mata mereka hingga mata mereka memerah. Meski begitu, pemandangan di depan mereka tidak berubah sama sekali.

"Pohon itu benar-benar membantunya secara pribadi, ini benar-benar tidak masuk akal."

Mata mereka menjadi lebih terbelalak saat mereka melihat ranting itu membawanya ke buah immortal.

"Apakah buah immortal akan diberikan kepadanya?"

Begitu Adolf tiba di depan buah immortal itu, dia dengan santai mengulurkan tangannya dan mengambilnya.

Cahaya emas menyelimuti tangannya saat dia memegang buah itu, tapi itu tidak mempengaruhinya sama sekali.

Shua...

Dia kemudian menarik buah itu sehingga itu terpisah dari dahannya.

Aura buah itu sebenarnya sangat mirip dengan energi immortal miliknya. Namun jika membandingkan keduanya, itu jelas lebih rendah daripada aura immortal-nya. Itu hanya mengandung dao kehidupan, tidak seperti aura immortal-nya yang memiliki lebih banyak dao.

"Yah, selain dapat mengatasi beberapa masalah di tubuh ku, ini juga akan meningkatkan kultivasi ku secara drastis dengan energi yang dikandungnya, menanamnya selama jutaan tahun tidak sia-sia sama sekali."

Dia menatap orang-orang yang tertegun sebentar sebelum melemparkan buah itu ke dalam mulutnya.

Para tetua yang melihat tindakannya hampir jatuh karena terkejut.

Bang...

Tiba-tiba suara bang yang sangat keras bergema dari dalam tubuhnya, itu begitu keras sehingga dapat terdengar di seluruh benua.

Namun, setelah itu, tidak ada yang terjadi pada tubuh Adolf. Tidak ada cahaya ilahi yang memancar dari tubuhnya.

"Tunggu, kultivasinya telah berubah."

Orang-orang dengan indera tajam dengan cepat menyadari kultivasi Adolf.

Itu sekarang mencapai puncak golden spiritual.

Peningkatan kultivasi secepat itu hampir tidak ada dalam sejarah, tapi itu juga tidak terlalu menakjubkan. Masalahnya itu hanya puncak golden spiritual. Bagi para tetua yang memiliki kultivasi saint, mereka dengan kultivasi ranah golden spiritual hanyalah semut yang lebih besar, mereka tidak akan memandang mereka lebih dari satu detik.

"Apakah hanya itu efek buah immortal?" Tanya para junior.

Meskipun mereka kesal melihat Adolf memakan buah itu, mereka setidaknya ingin melihat keajaiban yang tiada taranya.

"Tidak, kekuatan bukanlah inti dari buah itu, intinya adalah; dia mungkin telah mendapatkan umur yang tak terbatas. Itu seperti buah umur panjang, itu tidak meningkatkan kekuatan seseorang, tapi meningkatkan umur seseorang." Para tetua menjawab.

"Jadi dia sekarang tidak akan menua bahkan jika dia hidup dari era ke era."

"Yeah, mungkin."

"Sial, bukankah itu terlalu membuang-buang harta yang tak ternilai. Buah itu seharusnya dimakan oleh ahli yang tiada taranya."

"..."

"Ahhhh..."

Adolf menggeliat.

"Sekarang aku sudah mencapai puncak jalan immortal, berikutnya adalah tahap kedua."

Dia kemudian berdiri. Dia sudah dapat berdiri dengan stabil meskipun sesekali dia masih membutuhkan tongkat untuk menopang tubuhnya. Pada akhirnya, dia masih butuh satu bulan untuk pulih secara alami.

Tentu saja, dengan kultivasinya sekarang, dia dapat terbang di udara, jadi dia masih dapat berdiri tanpa tongkat selama dia terbang di udara.

Dia melirik ke luar hutan sebentar sebelum menatap pohon itu lagi.

"Setelah menerobos, berolahraga memang hal yang terbaik untuk dilakukan." Dia mengangguk.