Keesokan harinya lebih tepatnya di hamparan pasir Pantai Seminyak, terlihat Arsyad dan Sigit sedang mengobrol sambil memandangi laut lepas. Arno dan Danu juga ada di sana, mereka berdua sedang asik main kejar-kejaran di pagi hari yang cukup cerah sekarang ini.
Mata coklat seseorang terus menatap ke laut, namun sangat jelas kalau tatapan mata itu begitu kosong. Isi kepalanya pun sangat jauh berbeda dengan apa yang sedang dilihatnya, perasaannya juga tidak menentu dan sangat kacau.
"Huft…"
Arsyad menghela napasnya panjang, lalu ia merebahkan dirinya di hamparan pasir dengan kedua telapak tangannya yang menjadi bantalan. Semilir angin yang sejuk membuat mata Arsyad perlahan terpejam, ia berusaha menenangkan hatinya yang sedang gelisah.
"Jadi gimana? Apa keputusan kamu udah bulat buat tinggal di Kanada?" tanya Sigit memastikan. Ia sengaja bertanya karena ia tau kalau Arsyad sedang dilanda perasaan yang tidak menentu.
"Bulat nggak bulat, yakin nggak yakin sih…" jawab Arsyad seadanya.