"Maksudnya-"
"Maksudnya ada yang sengaja nabrak mobil kita, ada seseorang yang ingin mencelakakan kita."
Mereka menoleh, melihat seorang lainnya yang bersuara menimbrungi ucapan mereka bertiga. Siapa lagi kalau bukan Arsyad yang ternyata sudah sadar dan menyimak obrolan mereka dari tadi.
"Bang Arsyad!" girang Reno. Buru-buru ia bergerak, bermaksud untuk menghampiri ranjang Arsyad yang berada di sebelah ranjang Danu.
"Hei, jangan gerak-gerak dulu" larang Sigit, tangannya ikut menahan Reno agar tidak jatuh dari ranjang.
"Aku mau ke Bang Arsyad, Pak Sigit. Mau peluk..."
"Emang kenapa kalo dipeluk sama saya? Nggak senyaman pelukan Arsyad?" imbuh Danu, tangannya juga menahan Reno agar tidak lepas dari pelukannya.
"Bu-bukan gitu" bela Reno. "A-aku khawatir aja, kemarin Bang Arsyad juga pingsan sama kayak Pak Danu. Kalo belum meluk, aku belum bisa tenang."
"Alasan aja kamu..." sahut Danu pelan, yang hanya dibalas senyuman oleh Reno.